Bacaini.id, JEMBER – Seorang ibu rumah tangga di Kabupaten Jember punya pengalaman menakutkan saat bermalam di rumah angker. Sampai sekarang dia masih ketakutan ketika mengingat peristiwa tersebut.
Kejadian ini dialami Nina, ibu rumah tangga berusia 42 tahun asal Bondowoso. Dia mengaku pernah dibawa ke alam jin dan mendapat intimidasi luar biasa.
Kepada bacaini.id, ibu tiga anak ini menceritakan peristiwa yang terjadi empat tahun silam. Meski berdomisili di Bondowoso, Nina memiliki sebuah rumah di salah satu perumahan kawasan Tegal Besar Kabupaten Jember. Rumah itu menjadi tempat singgahnya saat main ke Jember. “Jadi sehari-hari kosong, tidak ada yang menempati,” kata Nina, Kamis, 7 Juli 2022.
Rumah tersebut cukup besar, terdiri dari dua lantai dengan satu kamar dan gudang di lantai atas. Namun karena malas menaiki tangga, Nina dan keluarganya memilih tidur di kamar bawah meski berdesakan.
Tidak ada keanehan yang dia rasakan selama menempati rumah itu. Demikian pula anak-anaknya yang gemar berlarian di ruang atas. Hanya saja karena tak pernah dihuni, kondisi lantai atas tak sebersih lantai bawah. Tempat itu menjadi penyimpanan benda tak terpakai.
Meski merasa baik-baik saja dengan rumahnya, tidak demikian dengan para tetangganya. Mereka justru merasa takut saat beraktivitas di sekitar rumah Nina. “Ibu-ibu sering cerita aneh tentang rumah saya, padahal saya tidak merasa apa-apa,” katanya.
Menurut para tetangga, mereka sering melihat aktivitas orang berseliweran di dalam rumah. Padahal saat itu Nina tidak sedang berada di rumah. Semula warga mengira orang-orang itu adalah saudara Nina yang bermalam. Namun keesokan harinya tidak tampak satupun yang keluar rumah.
Pernah seorang tetangga nekat mengintip ke dalam rumah melalui kaca ruang tamu. Hal itu dilakukan setelah mendengar ada aktivitas di dalam rumah Nina.
“Saat diintip, dia melihat tiga perempuan di dalam rumah saya. Dua sedang menonton televisi, satunya menyisir rambut. Namun ketiganya tidak ada yang menghadap keluar sehingga tidak bisa dikenali,” tutur Nina.
Tetangganya menduga Nina dan keluarganya sedang bermalam. Padahal saat itu Nina berada di Bondowoso dan rumah dalam keadaan terkunci. Sehingga dipastikan tidak ada yang bisa masuk ke dalam rumah malam itu.
Sampai detik itu Nina masih tidak mempercayai sepenuhnya cerita tetangganya. Apalagi rumah itu sering menjadi kegiatan ibadah mengaji dan sholat saat dia dan keluarganya menginap.
Hingga suatu malam sebuah peristiwa terjadi. Peristiwa yang tidak akan pernah dilupakan dan membuat Nina sadar ada yang tidak beres dengan rumahnya.
“Suatu hari saya bermalam di sana bersama keluarga. Anak-anak tidur di kamar, suami saya di sofa ruang tamu, dan orang tua saya di kamar satunya. Semua berada di lantai bawah,” cerita Nina.
Tepat tengah malam Nina terbangun untuk sholat tahajud dan mengaji. Hal itu sudah menjadi kebiasannya di rumah.
Nina memilih membuka pintu kamar agar bisa melihat suaminya di ruang tamu. Sedangkan tiga anaknya sudah tertidur pulas di ranjang. Nina duduk di lantai kamar sambil memangku Al Quran.
Di awal mengaji semua berjalan lancar. Nina tak membacanya dengan keras karena khawatir mengganggu istirahat malam. “Tiba-tiba saya mendengar suara benda jatuh di lantai atas. Saya mengira kucing atau tikus yang menjatuhkan panci,” katanya.
Nina meneruskan mengaji. Sejurus kemudian kembali terdengar benda jatuh. Kali ini tidak hanya satu, tetapi beberapa benda sekaligus. Nina menghentikan mengaji. Dia kaget lantaran suara itu seperti orang mengamuk yang melempar-lemparkan barang.
Makin lama makin banyak benda yang dilempar. Suasana lantai atas menjadi gaduh.
Anehnya, suara ribut itu tidak menganggu sama sekali anggota keluarganya. Mereka masih lelap tertidur seperti tak mendengar apa-apa.
Karena takut, Nina melanjutkan mengaji. Namun kembali fokusnya terpecah ketika lampu kamarnya tiba-tiba meredup. Seluruh ruangan dipenuhi kabut. Sementara aktivitas benda yang dilempar di lantai atas makin menjadi.
Belum sempat berpikir apa yang terjadi, mulut Nina mendadak dibekap. Dia tak bisa melanjutkan bacaan mengaji. “Saya berusaha sekuat tenaga untuk terus membaca. Sampai keluar keringat dingin,” terang Nina.
Di tengah perjuangannya membuka mulut, Nina sempat melihat ketiga anaknya tetap tertidur pulas. Dia tak bisa berteriak minta tolong. Nina memutuskan tetap mengaji meski terbata-bata.
Selang beberapa saat kemudian usaha itu berhasil. Bekapan di mulut Nina melonggar. Demikian pula cahaya lampu kamar kembali terang. Suara gaduh di lantai atas juga berhenti.
“Setelah semuanya kembali normal, saya mengakhiri mengaji dan menangis ketakutan. Beberapa orang mengatakan jika saya dibawa ke alam jin. Sebab keesokan harinya kondisi di lantai atas masih tersusun rapi. Tidak ada satupun benda yang tercecer,” kenangnya.
Kini rumah itu sudah dijual. Nina memutuskan tak memperlama tinggal di sana.
Penulis: HTW
Tonton video:
Comments 1