Bacaini.id, MALANG – Kasus Penyakit Mulut Kuku (PMK) pada hewan ternak tengah merebak di sejumlah daerah di Jawa Timur. Tercatat sudah ada puluhan sapi suspect PMK bahkan sampai menyebabkan kematian.
Berdasarkan data dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kota Batu, tercatat sebanyak 33 ekor sapi diduga terjangkit PMK. Saat ini, pihaknya telah mengirim sampel serum air liur sapi ke Balai Besar Veteriner Wates, Yogyakarta untuk penelitian lebih lanjut.
Kepala DPKP Kota Batu, Sugeng Pramono mengatakan kasus ini bermula pada 6 Mei 2022. Seorang warga Desa Sumbergondo, Kecamatan Bumiaji melaporkan lima ekor sapi miliknya terserang penyakit yang tidak biasa.
“Sebagai langkah pencegahan, kami langsung melakukan lokalisir sekaligus mengambil sampel serum air liur sapi di desa tersebut,” kata Sugeng kepada Bacaini.id, Kamis, 12 Mei 2022.
Menurut Sugeng, saat ini pihaknya lebih rutin melakukan penyemprotan desinfektan di kandang sapi dan memberikan vitamin serta antibiotik. Bahkan satgas khusus dipersiapkan sekaligus dengan mendirikan posko tingkat desa. Para peternak pun diminta untuk tidak memperjualbelikan hewan ternak dari luar kota.
“Ada 33 sapi yang suspect dan kami masih menunggu hasil penelitian sampel. Karena sifatnya masih dugaan dan penyakit ini tidak menulari manusia, kami mengimbau agar masyarakat tidak panik,” tandasnya.
Pencegahan PMK pada hewan ternak juga dilakukan Pemkab Nganjuk. Sebagai langkah awal, Dinas Pertanian (Disperta) Kabupaten Nganjuk melakukan pemeriksaan sapi di pasar hewan.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Nganjuk, Judi Ernanto mengatakan semua sapi yang masuk ke pasar hewan Guyangan harus dilakukan pemeriksaan. Jika ditemukan adanya gejala PMK, maka sapi tersebut akan dikembalikan.
“Hari ini semua sapi yang masuk ke pasar hewan dalam kondisi sehat,” kata Judi saat melakukan pemeriksaan sapi di pasar hewan Kedondong, Kamis, 12 Mei 2022.
Menurutnya, jika nanti ditemukan gejala PMK, kandang sapi akan disterilisasi. Sapi tersebut juga akan dikarantina untuk mendapat perawatan intensif. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir penyebaran.
“Meski belum ada kasus, tapi kami mengimbau kepada peternak agar secara rutin mengecek hewan ternaknya. Jika menemukan gejala, segera melapor, karena penularannya memang cepat,” ujarnya.
Langkah antisipasi penyebaran PMK juga dilakukan Dinas Peternakan Kabupaten Trenggalek dengan memeriksa kesehatan hewan ternak di pasar hewan Dermosari, Kecamatan Tugu, Kabupaten Trenggalek, Rabu, 11 Mei 2022.
Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Trenggalek, Nur Kholiq mengatakan pemeriksaan kesehatan dilakukan dengan mengecek mulut dan kaki hewan ternak. Hasilnya, tidak ditemukan hewan ternak yang mengalami gejala PMK.
“Hari ini, sapi, kambing, dan juga domba yang kami periksa semua dalam kondisi sehat,” kata Nur Kholiq.
Meski demikian, Nur Kholiq mengimbau kepada seluruh pedagang agar mewaspadai hewan ternak dari luar daerah, terutama dari daerah yang sudah ditemukan adanya kasus PMK. Pada kegiatan tersebut, sejumlah pedagang dan pembeli juga diajarkan cara memeriksa kesehatan hewan.
“Dengan mengetahui cara memeriksa kesehatan hewan, baik pedagang ataupun pembeli bisa sama-sama saling waspada. Sehingga jika menemukan gejala, mereka bisa langsung melapor,” pungkasnya.
Penulis: A.Ulul, Asep Bahar, Aby
Editor: Novira