Bacaini.ID, TRENGGALEK – Pemerintah Kabupaten Trenggalek tengah mempersiapkan relokasi bagi 71 kepala keluarga (KK) warga Desa Depok, Kecamatan Bendungan, yang terdampak longsor pada 19 Mei 2025 lalu. Langkah ini dilakukan untuk menjamin keselamatan warga yang tinggal di wilayah rawan bencana.
Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin menyampaikan bahwa proses relokasi terus berjalan. Pemerintah desa telah mengusulkan lokasi relokasi, dan Pemprov Jawa Timur dikabarkan siap memberikan dukungan pembangunan rumah bagi para korban.
“Kepala desa sudah mengusulkan tempat relokasi. Dan Pemprov Jatim juga sudah siap membantu pembangunan rumah,” ujarnya, Senin (2/6/2025).
Namun demikian, pemerintah kabupaten masih akan melakukan kajian terhadap lokasi usulan. Tujuannya untuk memastikan lahan yang akan digunakan bebas dari potensi bencana.
“Kami akan melihat kelayakannya dan menunggu kajian dari Badan Geologi, agar bisa dipastikan lokasi relokasi aman dan tidak berada di zona rawan,” kata Bupati yang akrab disapa Mas Ipin ini.
Dari laporan yang diterima, 71 KK warga terdampak menyatakan siap direlokasi. Sebanyak 15 KK di antaranya akan pindah ke lahan milik pribadi, sementara 56 KK sisanya akan direlokasi ke lahan yang disediakan oleh Pemkab Trenggalek.
“Yang menjadi prioritas ada 71 KK. Saat ini yang paling penting adalah keselamatan warga,” tambah Mas Ipin.
Warga yang akan direlokasi berharap lokasi baru tidak terlalu jauh dari tempat mereka bekerja, mengingat mayoritas bekerja di sekitar Desa Depok.
Sambil menunggu proses relokasi, Pemkab Trenggalek juga menyalurkan bantuan air bersih dan meningkatkan patroli sebagai langkah antisipasi terhadap potensi bencana lanjutan.
Kepala Desa Depok, Sugeng Asmoro, menyebutkan bahwa hampir seluruh warga terdampak telah sepakat untuk direlokasi karena merasa tidak aman tinggal di lokasi lama.
“Setiap kali hujan turun, warga ketakutan dan harus mengungsi. Mereka menyadari bahwa relokasi adalah satu-satunya pilihan,” ujar Sugeng.
Diketahui, longsor yang terjadi 19 Mei lalu merusak 10 rumah warga. Tiga rumah rata dengan tanah dan enam warga ditemukan meninggal dunia setelah sempat tertimbun material longsor.