Bacaini.ID, KEDIRI – Pengadilan Negeri Kabupaten Kediri menjatuhkan hukuman 1 hingga 3,6 tahun kepada para remaja pelaku pengeroyokan siswa hingga meninggal. Keluarga dan masyarakat menolak putusan tersebut karena dianggap terlalu ringan.
Sidang yang digelar pada Rabu, 14 Mei 2025 itu memutus para pelaku penganiayaan terhadap Moh Hidris Rayyan, pelajar asal Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri. Korban meregang nyawa usai dihajar sekelompok remaja di jalan pada Senin, 3 Mei 2025 silam. Terdakwa RAS (15 tahun) divonis 3,6 tahun penjara dan 1 tahun pelatihan kerja. Sedangkan MAFI (16 tahun) divonis 1 tahun penjara dan 1 tahun pelatihan kerja.
Kecewa dengan vonis terhadap kedua terdakwa, keluarga dan teman-teman korban melakukan aksi tabur bunga di depan kantor Pengadilan Negeri Kabupaten Kediri. Penasehat hukum korban, Diva Kurniantoro mengaku kecewa dengan vonis yang dijatuhkan majelis hakim. Hukuman itu terlalu ringan untuk perbuatan yang mengakibatkan nyawa melayang.
“Perbuatan kekerasan hingga mengakibatkan korban meninggal harusnya dijerat dengan pasal 80 dengan hukuman maksimal 10 tahun. Tapi kenapa tuntutannya hanya 4 tahun, dan vonisnya menjadi 3,6 tahun penjara. Ini jauh dari rasa keadilan. Kami berharap ada upaya banding dari jaksa,” ujar Diva Kurniantoro.
Kepala Seksi Tindak Pidana Umum Kejaksaan negeri Kabupaten Kediri Uwais Deffa I Qorni akan mempertimbangkan upaya banding atau tidak atas putusan tersebut. “Kami diberi waktu tujuh hari untuk pikir-pikir. InsyaAllah, sebelum waktu itu habis, akan kami putuskan apakah akan banding atau menerima.” ujar Uwais Deffa I Qorni.
Diketahui korban Moh Hidris Rayyan meninggal dunia setelah mengalami pengeroyokan di Jalan Raya Pagu, Kediri. Korban dikeroyok oleh belasan remaja saat pulang dari kawasan SLG Kediri. Polisi mengamankan lima pelaku, yakni HGPS (13), RAS (15), dan FAF (12), asal Kecamatan Pagu. Kemudian, MAFI (16) dan ESP (13) warga Kecamatan Ngasem.
Penulis : A.K Jatmiko
Editor : Hari T. Wasono