KEDIRI – Sama halnya seperti janda bolong maupun philodendron, kaktus saat ini ternyata juga menjadi tren dikalangan para penghobi tanaman hias di Indonesia. Dengan harga yang lebih terjangkau, tanaman dengan nama latin Cactaceae ini laris manis di pasaran.
Salah satu kolektor sekaligus penjual kaktus, Dedi Iyan Santoso mengatakan, kaktus juga memiliki banyak penggemar. Terbukti, saat ini Rumah Kaktus dan Scullent miliknya yang ada di Desa Tawang, Dusun Dadapan, Kabupaten Kediri ramai pesanan.
“Saya mulai menjual kaktus koleksi saya itu saat mulai masa pandemi, dan alhamdulillah sampai sekarang banyak pesanan,” kata Dedi kepada bacaini.id, Selasa 24 November 2020.
Dedi sendiri sudah mengoleksi kaktus sejak tahun 2015, sebelum berjualan ia hanya seorang penghobi yang hanya mengumpulkan kaktus. Sampai akhirnya ia bergabung bersama salah satu komunitas dan klub tanaman hias, dan mulai mengembangkan usahanya dengan brand Rumah Kaktus dan Scullent, perlahan dia menambah koleksi kaktus impor dari Thailand dan juga Cina. “Dulu cuma hobi, sekarang jadi hobi dan usaha,” kata Dedi pada.
Semakin bertambahnya koleksi, Dedi mulai aktif melakukan pemasaran. Dimulai sekitar tujuh bulan yang lalu, selain di wilayah Kediri dan sekitarnya, pemasaran kaktus sudah menjangkau luar kota. “Kemarin sempat kirim pesanan ke Medan,” tambahnya
Saat ini, Dedi sudah memiliki beberapa jenis kaktus lokal dan impor. Diantaranya jenis Gymnocalycium mihanovichii (kaktus bulan) dengan berbagai warna, opuntia, siklam, damsii dan juga beberapa jenis kaktus serta scullent lokal lainnya.
Untuk harga, kaktus lokal berkisar antara Rp 8 ribu sampai Rp 100 ribu, sedangkan untuk kaktus impor dibandrol harga Rp 150 ribu hingga Rp 300 ribu. “Harganya memang masih sangat terjangkau, yang paling diminati memang kaktus impor sekarang ini,” jelasnya.
Menurut Dedi, kaktus memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan tanaman hias lainnya. Mulai dari ukuran, perawatan dan juga harga yang terjangkau. Kaktus juga cocok sebagai hiasan di dalam rumah, karena ukurannya kecil tidak makan tempat.
“Minimalis lah istilahnya, cocok untuk kegiatan di rumah, apalagi di masa pandemi ini,” jelas Dedi.
Lebih lanjut, Dedi mengatakan walaupun masih terkendala modal dan wadah pemasaran, bisnis ini bisa menjadi usaha untuk menopang perekonomian keluarga yang cukup bisa diandalkan di masa pandemi ini.
Penulis: Novira Kharisma
Editor: Karebet