Bacaini.id, JOMBANG – Pemerintah Kabupaten Jombang Jawa Timur menggelar operasi pasar guna menekan harga beras yang masih relatif tinggi, yakni terpantau Rp14 ribu per Kg.
Operasi pasar yang digelar bersama Bulog Sub Divre Surabaya Selatan berlangsung di sejumlah pasar tradisional. Warga pun sontak berdatangan. Di pasar Sumobito misalnya, antrian warga untuk mendapatkan beras murah sampai mengular.
Warga merasa gembira karena dengan uang Rp 51.000 sudah bisa membawa pulang 5 kg beras. “Alhamdulillah lebih murah dari harga di pasaran,” tutur Jamila salah seorang warga usai mengantre.
Selain beras murah, dalam operasi pasar warga juga bisa mendapatkan sembako lainnya, yakni telur, gula dan minyak goreng. Untuk mencegah aksi borong, petugas membatasi setiap warga maksimal berbelanja 10 kg.
Pimpinan Cabang Sub Divre Surabaya Selatan Rusdi mengatakan, operasi pasar sudah dilakukan awal tahun lalu. Operasi pasar bertujuan melakukan penetrasi pasar agar harga kebutuhan pokok tidak terus naik terutama komoditas beras.
“Sejak Januari hingga Oktober ini kita sudah melakukan operasi pasar sekitar 7700 ton lebih, untuk Jombang sendiri sudah 1700 ton beras,” jelasnya.
Operasi pasar berlangsung di sejumlah lokasi sesuai permintaan Pemkab Jombang. Terkait imbas yang belum mampu menekan harga pasar, Rusdi beralasan efek tidak bisa langsung.
Namun setidaknya warga bisa mendapatkan beras murah di lokasi yang ditentukan. Dalam operasi pasar petugas mematok harga beras sesuai HET, yakni Rp10.200 per kg. Untuk barang yang sudah didistribusikan ke pasar diterapkan HET Rp10.800 per kg.
“Ada lima pasar yang sudah kita isi yakni Pasar Cukir, Ploso, Mojoagung, Sumobito dan Jombang,” terangnya.
Rusdi juga menyinggung soal stok beras yang masih aman hingga 7-8 bulan ke depan. Misalnya di gudang, saat ini terdapat stok 7 ribu ton beras termasuk beras impor yang belum lama didatangkan pemerintah.
Penulis: Syailendra
Editor: Solichan Arif