Bacaini.id, KEDIRI – Mengajak wartawan di wilayah kerjanya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kediri melakukan visit company ke PT Dan Liris Sukoharjo, Jawa Tengah. Kegiatan ini merupakan rangkaian program Jurnalis Class.
Kepala OJK Kantor Perwakilan Kediri Bambang Supriyanto mengatakan dari program Jurnalis Class tersebut pihaknya melakukan seleksi dan mengambil 20 orang jurnalis untuk mengikuti visit company.
“Ada 20 orang rekan media yang kami ajak ke PT Dan Liris Sukoharjo sebagai tempat visit company. Produsen tekstil dan garmen Indonesia ini terbilang sukses menjalankan usahanya, terutama survive dari gempuran ekonomi,” jelas Bambang, Rabu, 4 Oktober 2023.
Menurut Bambang, PT Dan Liris yang berkedudukan di Kelurahan Banaran, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah sanggup keluar dari krisis moneter pada 1998 hingga pandemi Covid-19.
“PT Dan Liris menjadi salah satu destinasi yang bisa menjadi pembelajaran kami. Mengingat, PT Dan Liris menjadi industri padat karya yang bergerak di bidang tekstil yang tetap berjalan,” imbuhnya.
Terpisah, Direktur Keuangan dan Akuntasi Hendro Suseno mengatakan, secara struktur, perusahaan ini memakai sistem integrated company mulai dari memproduksi benang, tenuh hingga menjadi kain.
“Orang butuh benang, kita ada. Orang butuh kain jadi, juga ada. Walaupun secara bisnis, kita terus merosot. Kita tidak bisa membayangkan, pandemi begitu panjang sampai 12 bulan,” ungkap Hendro saat membagikan pengalaman PT Dan Liris menghadapi pandemi Covid-19.
Gempuran ekonomi, lanjutnya, bagi PT Dan Liris tidak hanya sekali ini saja. Jauh sebelum pandemi melanda, perusahaan yang sudah berdiri sejak tahun 1974 itu sudah dihadapkan pada krisis moneter, pada 1998 dan krisis 2007.
“Tetapi dengan model bisnis integrated company inilah, sehingga bisa saling menopang,” ujarnya.
Kunci sukses survive dari pandemi lainnya tidak lepas dari sistem marketing share perusahaan ke berbagai negara. Apabila satu negara bermasalah, tidak akan langsung mengancam bisnis mereka.
Hal lain yang mempercepat PT Dan Liris bangkit dari pandemi adalah karena produk yang dihasilkan perusahaan ini berupa fashion. Meskipun frekuensinya turun akibat pandemi, tetapi masih ada yang membeli.
“Selama orang masih berpakaian, maka produksi kain akan tetap ada. Kemudian produk seragam, anak-anak sekolah tetap beli,” terangnya.
Yang tidak kalah penting, kata Hendro, adalah kebijakan perusahaan untuk tidak meliburkan karyawan selama pandemi. Menurutnya, apabila karyawan lama di rumah, untuk ‘up’ lagi membutuhkan waktu.
PT Dan Liris sendiri memiliki kurang lebih sebanyak 7 ribu karyawan. Mereka menggunakan sistem padat karya serta melibatkan masyarakat sekitar, membangun kerjasama yang baik dalam keikutsertaan sebagai aset perusahaan.
“Karyawan kita berikan fasilitas sesuai prestasinya. Itu yang membuat mereka tetap produktif. Seperti masa pandemi kemarin, kita berkomitmen untuk menggaji penuh karyawan dan tidak ada PHK. Jadi produktifitas karyawan tetap terjaga,” bebernya.
Hendro menyebut, titik balik dari pandemi di PT Dan Liris Sukoharjo dimulai pada semester empat, yakni pada 2021. Kala itu mulai ada pekerjaan. “Ya meskipun secara volume, order yang masuk belum sepenuhnya pulih,” tambahnya.
Direktur Umum PT Dan Liris Harrison Silaen menambahkan, hal yang membuat karyawan di perusahaannya tetap produktif adalah masing-masing ada jaminan.
“Karyawan keluar kerja itu karena pensiun. Rata-rata puluhan tahun kerja disini. Kami memberikan reward bagi yang berprestasi. Ada yang mengalami kecelakaan kerja, kami support sehingga bisa membuat usaha dan sebagainya,” ungkap Horrison menambahkan.
PT Dan Liris sudah berusia lebih dari 50 tahun. Perusahaan tekstil dan garmen Indonesia ini menjangkau pasar luar negeri mulai dari Amerika, Inggris, Jepang dan beberapa negara lain.
Penulis: AK.Jatmiko
Editor: Novira