Bacaini.id, TRENGGALEK – Menggelar Bimtek Bunda PAUD se Kabupaten Trenggalek, Novita Hardini, ajak seluruh Bunda PAUD se Kabupaten Trenggalek turun mengawal transisi PAUD ke SD bisa menyenangkan.
Getol akan hal ini Bunda PAUD Kabupaten yang terkenal energik dan banyak ide serta gagasan itu ingin anak anak usia dini ini tidak kehilangan masa kanak kanaknya dan meraih kesuksesan dewasa kelak.
Menurutnya Bunda PAUD harus menunjukkan kredibilitasnya sebagai pejuang anak. Master of Ekonomic UIN SATU itu menyebut Bunda PAUD sebagai publik figur. Publik figur disini sebagai panutan bagi seluruh masyarakat. Selain itu Bunda PAUD adalah sosok ibu. Baik ibu bagi anak anak di rumah dan juga ibu bagi anak anak di sekitar.
“Hari ini kita Bimtek Bunda PAUD se-Kabupaten Trenggalek. Kita ingin mengajak seluruh Bunda PAUD memahami peran dan tugasnya di pokja masing-masing sehingga bisa terintegrasi dengan baik bagi teman-teman yang ada di kabupaten,” ucap Novita dalam Bimtek Bunda PAUD se-Kabupaten Trenggalek di Aula Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Trenggalek.
Untuk bisa mewujudkan transisi PAUD ke SD ini menyenangkan, Novita mengajak seluruh Bunda PAUD untuk bisa turun kelapangan. “Harus turun ke lapangan, saya menitipkan bahwa masing-masing dari Bunda PAUD Kecamatan juga turun dan dokumentasinya harus dikirimkan ke Kabupaten,” jelasnya.
“Kemudian nanti kedepan kita akan lombakan, Kira-kira Bunda PAUD yang paling aktif akan kesadaran pendampingan parenting kepada daerahnya masing-masing. Utamanya orang tua yang memiliki anak usia dini nanti akan berikan apresiasi yang sebaik-baiknya,” lanjut Novita.
Selain transiai PAUD ke SD yang menyenangkan, penggiat perempuan dan anak itu juga menyinggung mengenai parenting yang baik. Karena saat ini banyak anak anak yang pintar dalam sisi akademik dan dituntut baik dalam sisi akademik.
“Tapi sebenarnya sebagai orang kita ternyata tidak hanya punya kewajiban memberikan gizi yang baik saja tapi juga wajib mengisi anak anak dengan nilai-nilai luhur bangsa,” imbuhnya.
“Anak ini seperti kertas putih polos. Tergantung bagaimana kita warnainya. Kalau kita ingin anak kita menjadi anak yang baik, warnai anak kita yang baik, tidak hanya kebaikan akademik saja melainkan juga nilai-nilai luhur, kebaikan dan norma-norma agama yang baik”, lanjutnya.
“Saya yakin dengan dikuatkannya nilai-nilai luhur, anak anak akan meraih kesuksesan nantinya. Paling tidak sukses secara pribadi, sukses dalam keluarga, atau sukses di lingkungan bahkan dalam lingkup berbangsa dan bernegara,” tandasnya.**