Bacaini.id, JOMBANG – Sebuah video antrean jenazah yang berjajar di sebuah lorong viral di media sosial. Diduga video tersebut dibuat di salah satu rumah sakit di Jombang, Jawa Timur.
Video berdurasi 21 detik itu menggambarkan antrean jenazah yang hendak dipulasara. Pembuat video menyampaikan jika jasad-jasad tersebut tak bisa dimandikan karena banyaknya antrean.
“Ini masih belum bisa memandikan macet. Ini antri, di ruangan masih banyak, ada berapa ini, satu, dua, tiga….” kata perekam video.
Muncul spekulasi jika video tersebut terjadi di Rumah Sakit Umum Daerah Jombang. Banyaknya pasien yang meninggal di rumah sakit tersebut disampaikan oleh Sukoyo, Kepala Desa Sukodadi, Kecamatan Kabuh.
Menurut kesaksian Sukoyo, antrean jenazah di RSUD Jombang sejak Senin, 5 Juli 2021 cukup banyak. Sukoyo sendiri sedang berada di sana saat mengurus kematian kerabatnya. Dirinya harus menunggu di depan kamar mayat selama belasan jam. “Karena terkena covid proses pemakamannya harus dilakukan dengan protokol covid-19,” ujarnya kepada sejumlah wartawan, Selasa 6 Juli 2021.
Menurutnya antrean ini terjadi sejak hari Senin pukul 18.00 WIB hingga Selasa siang. Sukoyo harus menunggu 18 jam agar bisa mendapatkan jenazah kerabatnya. “Menunggu sekitar 18 jam. Masih banyak keluarga lain yang menunggu proses pemulasaraan jenazah,” keluhnya.
Dikonfirmasi hal itu Direktur RSUD Jombang dr. Pudji Umbaran membenarkan terjadinya lonjakan kematian akibat covid 19. Mulai tanggal 5 – 6 Juli 2021 terdapat sedikitnya 18 pasien yang meninggal dunia. “Jumlah ini belum ditambah dengan kematian berstatus probable atau suspek” jelasnya.
Tingginya angka kematian akibat Covid-19 di RSUD Jombang ini karena rata-rata pasien yang datang sudah dalam kondisi kritis.
Pantauan di lapangan menunjukkan adanya peningkatan kesibukan di depan kamar jenazah RSUD Jombang. Terlihat keluarga yang sedang menungu jenazah selesai dimandikan. Bahkan jalur evakuasi untuk lalu lalang kendaraan terpaksa didirikan tenda untuk layanan pemulasaraan jenazah.
Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang menyebut angka kematian pasien Covid 19 pada hari Selasa, 6 Juli 2021 sebanyak 10 orang. Dengan tambahan tersebut jumlah kumulatif pasien meninggal menjadi 605 orang, dengan 5.610 kasus, dan pasien sembuh 4.633 orang.
Sampai saat ini pemerintah terus berusaha menekan jumlah penyebaran kasus covid 19 di Jombang. Penerapan PPKM darurat diharapkan bisa mengurangi mobilitas masyarakat dan menekan penularan corona.
Klaster Perkantoran
Tingginya penambahan jumlah kasus terkonfirmasi positif ini salah satunya disumbang dari klaster perkantoran. Setelah kantor Pengadilan Agama Kabupaten Jombang lockdown, kini disusul Dinas PUPR yang ada di Jalan KH Tamim Romli Sumbermulyo Jombang. Kantor ini terpaksa ditutup setelah Kepala Dinas PUPR Miftahul Ulum beserta lima stafnya terkonfirmasi positif.
Kantor Pengadilan Negeri Jombang juga mencatat empat hakim dan belasan pegawai terkonfirmasi positif. Kantor yang ada di Jalan KH Wahid Hasyim ini lockdown dari tanggal 5 hingga seminggu ke depan.
Kantor Dinas Perhubungan juga ditemukan satu pegawai positif dan tiga lainnya reaktif dari hasil swab antigen masal yang dilakukan. “Satu pegawai positif diduga tertular dari Dinas PUPR, saat ini sudah menjalani isolasi. Sedang tiga lainnya akan kita lakukan tes swab PCR untuk memastikan keberadaan virus di tubuhnya,” ujar Hartono, Kepala Dinas Perhubungan saat menjalani tes massal di kantornya hari ini.
Penulis: Syailendra
Editor: HTW
Tonton video: