Bacaini.id, SURABAYA – Seorang sopir ambulan RSUD Dr. Soetomo Surabaya lari ketakutan saat mengantar jenazah ke Kediri. Di tengah perjalanan, jenazah yang diangkutnya tiba-tiba bangun.
Kisah horor ini dibagikan sopir ambulan bernama Hari dalam channel Youtube Kembara Sunyi. Hari mengisahkan kala itu dirinya belum genap sebulan bekerja sebagai sopir ambulan di RSUD Dr. Soetomo. Sebagai sopir baru, dia merasa takut jika membawa jenazah pada malam hari.
Hal yang paling ditakuti terjadi. Saat masuk shift malam, tiba-tiba ada panggilan untuk membawa pasien yang meninggal dunia. Jaraknya juga bukan dalam kota, melainkan ke Kediri.
Karena tak bisa mengelak, Hari terpaksa mengantarkan jenazah tersebut. Beruntung dia ditemani dua keluarga jenazah yang berada di bagian belakang. Sedangkan Hari sendirian mengendarai di ruang kemudi. “Setelah mengurus administrasi, berangkat jam lima (sore) dari rumah sakit. Mereka minta lewat Pare,” cerita Hari.
Perjalanan meninggalkan Kota Surabaya berlangsung lancar. Hari mengambil jalur bawah (tidak melalui tol) menuju Kediri.
Saat sedang mengendarai ambulan, tiba-tiba dia dikejutkan suara gaduh dari ruang belakang. Kaca pembatas di belakangnya digedor-gedor. Saat menoleh ke belakang, Hari terkejut setengah mati. “Jenazah yang saya bawa bangun. Keluarganya teriak-teriak ketakutan,” tutur Hari.
Seketika Hari menepikan kendaraan dan menarik rem tangan. Dia keluar dari kendaraan dan berlari menjauh. Demikian juga dua keluarga jenazah yang langsung turun dari mobil dan ikut lari.
Tonton video:
Setelah kira-kira 50 meter dari kendaraan, Hari dihentikan seorang warga. Dengan nafas tersengal Hari memberitahukan jika jenazah yang dia bawa tiba-tiba hidup kembali.
Warga itu kemudian memanggil temannya yang baru saja turun dari masjid. Mereka bertiga kemudian mendekati ambulan untuk melihat kondisi jenazah. “Saya hanya buka pintu sedikit dan kembali menjauh. Dua orang itu yang kemudian memeriksa ke dalam,” kata Hari.
Setelah beberapa saat, keduanya memanggil Hari untuk mendekat. Mereka meminta Hari bertanggungjawab mengantarkan jenazah itu ke rumahnya di Kediri. Dua orang itu memastikan tidak terjadi apa-apa dengan Hari. Mereka menyebutnya sebagai mati suri. Hari melihat jenazah itu sudah duduk dengan kain pocong penutup kepala sudah terbuka. “Dia sendiri yang melepaskan ikatan kepala dan kaki. Dia juga sempat meminta kain jarit untuk menutupi tubuhnya, tapi tidak ada,” kata Hari.
Karena masih diliputi ketakutan, dua kerabatnya yang sempat melarikan diri tidak berani duduk di belakang. Mereka duduk di ruang kemudi bersama Hari.
Pelayat Kocar Kacir
Kehebohan kembali terjadi saat mobil ambulan tiba di rumah duka. Bukannya Hari atau keluarganya yang turun, jenazah itulah yang tiba-tiba turun duluan. Masih mengenakan kain pocong yang terbuka pada bagian kepala dan kaki, dia berjalan menuju rumah. “Para pelayat buyar semua,” kata Hari.
Hari masih mengingat jenazah yang dibawanya berjalan menuju kamar mandi. Setelah keluar dia meminta sajadah untuk sholat.
Cerita dari keluarga yang dia dengar, pemuda itu dikenal sangat nakal. Suatu saat dia naik pohon Beringin dan terjatuh. Setelah dilarikan ke Rumah Sakit Baptis Kediri, pemuda itu dirujuk ke RSUD Dr. Soetomo. Dia kemudian dinyatakan meninggal.
Penulis: Kridaning Jatmiko
Editor: Budi S