Bacaini.id, BLITAR – Penyakit demam berdarah dengue (DBD) di wilayah Kabupaten Blitar dan Tulungagung Jawa Timur telah merenggut nyawa.
Dalam tiga bulan terakhir, sebanyak 4 warga Kabupaten Blitar diketahui meninggal dunia akibat terjangkit DBD. Sebanyak 3 korban di antaranya diketahui memiliki penyakit penyerta (komorbit).
Pada waktu yang sama, DBD merenggut nyawa 7 warga Kabupaten Tulungagung. Dari jumlah itu, 6 korban di antarannya diketahui berusia anak-anak dan satu dewasa.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar Anggit Ditya Putranto mengatakan, kasus DBD di Kabupaten Blitar dalam tiga bulan terakhir tergolong tinggi.
Pada bulan Januari mencapai 75 kasus, Februari sebanyak 152 kasus dan Maret sebanyak 102 kasus. “Mengalami tren kenaikan karena siklus 5 tahunan,” ujarnya kepada wartawan Senin (25/3/2024).
Dari 4 korban meninggal dunia akibat DBD di Kabupaten Blitar, 3 di antaranya diketahui memiliki penyakit penyerta. Virus DBD telah memicu kematian pasien.
Sementara di Kabupaten Tulungagung, gigitan nyamuk aedes aegypti telah merenggut 7 nyawa dalam waktu tiga bulan terakhir. Sebanyak 6 korban tewas diketahui berusia anak-anak dan 1 dewasa.
Serupa di Kabupaten Blitar, kasus DBD di Tulungagung dalam tiga bulan terakhir juga mengalami peningkatan, yakni kasus tertinggi terjadi di bulan Maret, sebanyak 157 kasus.
Kabid Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (P2P) Dinkes Tulungagung, Desi Lusiana Wardani mengatakan, puncak kasus DBD diprediksi terjadi pada bulan depan.
“Februari lalu kasus DBD di Tulungagung tercatat ada 57 kasus. Dan mengalami kenaikan pada Maret 2024,” tuturnya.
Kasus DBD di Tulungagung diketahui menyebar merata. Menurut Desi, kasus ditemukan di setiap wilayah kecamatan. Meski jumlah kasus mencapai ratusan, Dinkes Tulungagung belum mengkategorikan sebagai kasus luar biasa.
Dinkes menghimbau warga untuk menggencarkan upaya pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
“Saat ini belum kategori kasus luar biasa. Kategori kasus luar biasa adalah jika lonjakan kasus meningkat tiga kali lipat dibanding temuan sebelumnya,” ungkapnya.
Penulis: Setiawan
Editor: Solichan Arif