Bacaini.ID, KEDIRI – Mendadak ngantukan saat di dekat pasangan ternyata menjadi tanda hubungan yang sehat dan bahagia. Kok bisa?
Sebuah penelitian psikologi yang dipublikasikan jurnal Sleep Sciences tahun 2022 menyebut hubungan yang sejahtera membuat seseorang mudah tertidur lelap.
Juga menghasilkan kepuasan seksual dan frekuensi orgasme.
Seseorang yang punya hubungan sehat dan bahagia dengan pasangan cenderung tidak bermasalah dengan aktivitas tidur mereka.
Selama ini kebahagiaan pasangan seringkali dikaitkan dengan rasa percaya, mood yang baik, kemesraan dan kepuasan.
Namun penanda biologis tertentu ternyata juga dapat menunjukkan ikatan yang bahagia dan sehat.
Menurut para psikolog, salah satunya adalah rasa kantuk ketika berada di dekat pasangan.
Bagaimana ‘Ngantuk-an’ Bekerja Ketika Bahagia
Seseorang yang menjalin hubungan romantis cenderung memiliki kadar oksitosin yang lebih tinggi.
Hormon oksitosin seringkali disebut juga sebagai ‘hormon cinta’ atau ‘hormon kebahagiaan’.
Hormon ini pulalah yang ditemukan dapat berdampak positif pada tidur seseorang.
Oksitosin telah terbukti membuat orang tertidur lebih cepat dan beristirahat lebih efisien, dengan peningkatan episode tidur REM (Rapid Eye Movement) yang memulihkan kondisi tubuh.
Oksitosin berproduksi lebih aktif ketika seseorang bersama dengan pasangan yang ia cintai.
Kualitas hubungan yang baik, juga dapat meningkatkan kualitas tidur seseorang.
Dalam penelitian terdahulu yang dipublikasikan jurnal Social Psychological and Personality Science pada tahun 2017 membuktikan secara kuantitatif relasi antara hubungan bahagia pasangan dan kualitas tidur.
Para peneliti menemukan bahwa persepsi respons pasangan, yaitu berupa sejauh mana merasa bahwa pasangan memahami, menghargai, dan benar-benar peduli, merupakan prediktor penting kualitas tidur.
Hal ini sebagian besar disebabkan oleh tingkat kecemasan yang lebih rendah pada mereka yang merasa berada dalam hubungan yang sehat dan suportif.
Sulit Tidur Belum Tentu Tak Bahagia dengan Pasangan
Namun para peneliti juga mengingatkan bahwa sulit tidur belum tentu berhubungan dengan rasa tidak bahagia bersama pasangan.
Hubungan sehat dan bahagia hanyalah salah satu faktor yang memengaruhi kualitas tidur seseorang.
Banyak faktor lain yang berperan secara bersamaan selain hal tersebut.
Misalnya hubungan kerja, kesehatan fisik, tingkat stres, serta tingkat kebisingan dan pencahayaan dalam kamar.
Sebaliknya, merasa mengantuk di dekat pasangan juga bukanlah indikator pasti hubungan yang bahagia.
Terkadang rasa tenang dan damai ketika bersama pasangan, membuat seseorang bosan dan tidak tahu harus melakukan apa. Ini juga dapat membuat mengantuk.
Penulis: Bromo Liem
Editor: Solichan Arif