Sedangkan jemaah mancanegara lebih memburu tasbih dan gelang manik-manik dengan motif tertentu juga budget yang lebih mahal diatas harga Rp150 ribu. Biasanya mereka memesannya dalam bentuk bingkisan dengan jumlah minimal 50 buah.
“Kemudian nanti kami kirimkan ke lokasi pemesan yang sudah disepakati dari awal,” ujarnya.
Menurut Wahid, yang menjadi daya tarik tersendiri adalah produk manik-manik ini secara keseluruhan berasal dari olahan limbah kaca. Tidak hanya di rumah produksi milik Wahid saja, perajin di kawasan Plumbon Gambang hampir semua melakukannya.
Cara mengolahnya, limbah kaca yang biasa dikirim oleh tengkulak dipilah dulu untuk menentukan motif dan warna. Kemudian ditumbuk kasar dan dibakar dalam tungku api dengan suhu 200 derajat celcius hingga menjadi adonan.