Menurut Tedi, hal itu terjadi lantaran peserta tersebut menggunakan ponsel sehingga tidak semua fitur berjalan dengan baik. Peserta tersebut juga telah mengakui mengikuti tes menggunakan ponsel dan tidak membaca secara detail petunjuk teknisnya.
“Hal seperti inilah yang perlu dihindari. Dalam dialog dengan sesama pengguna di platform itu, yang bersangkutan mengakui kesalahpahamannya,” imbuhnya.
Dijelaskan Tedi bahwa tes yang digelar Jumat lalu, sifatnya masih uji coba, bukan tes yang sebenarnya (live test). Uji coba itu dimaksudkan agar peserta punya waktu mempersiapkan kehandalan perangkat dan jaringan internet pada saat mengikuti tes sebenarnya.
Karena hanya uji coba, tes tersebut tidak wajib diikuti dan tidak mempengaruhi penilaian. Sementara dari sisi durasi, trial test itu maksimal 30 menit, namun bisa lebih cepat jika peserta bisa menjawab soal sebelum waktu berakhir.
“Sekali lagi, sesuai persyaratan, tes dilakukan menggunakan PC/laptop. Kamera wajib dinyalakan saat pelaksanaan ujian. Jika tidak, peserta akan otomatis gugur,” tegasnya.