Bacaini.ID, KEDIRI – Selingkuh merupakan perilaku melanggar komitmen dalam sebuah hubungan romantis.
Meskipun perselingkuhan punya alasan bervariasi, dalam penelitian psikologi menunjukkan perbedaan pola motivasi atau modus antara laki-laki dan perempuan.
Institute for Family Studies (IFS) menemukan bahwa 20% laki-laki mengaku pernah selingkuh saat sudah menikah.
Sedangkan perempuan yang sudah menikah, 13% di antaranya mengaku pernah berselingkuh.
Sementara itu studi dari American Association for Marriage and Family Therapy menemukan 45% laki-laki dan 35% perempuan pernah melakukan emotional affair atau micro-cheating.
Pola Umum Perselingkuhan pada Laki-laki
Pada laki-laki yang berselingkuh, motivasi utama mereka adalah faktor fisik dan kesempatan.
Dorongan biologis dan variasi seksual adalah tujuan yang paling berpengaruh untuk melakukan perselingkuhan.
Penelitian Buss & Schmitt menjelaskan bahwa pria cenderung mencari variasi pasangan sebagai strategi evolusi, meski tidak selalu disadari.
Selain itu, kesempatan tanpa kontrol diri membuat laki-laki melakukan perselingkuhan.
Lingkungan yang memberi banyak kebebasan dari pengaruh pasangan dan rendahnya kontrol diri membuat mereka melakukan interaksi intim dengan pihak ketiga tanpa pengawasan.
Perselingkuhan pada laki-laki juga terjadi karena kurangnya komitmen emosional.
Dalam Journal of Sex Research, pria lebih cenderung memisahkan hubungan seksual dari hubungan emosional.
Berikut kebiasaan laki-laki dalam perselingkuhan:
• Lebih sering selingkuh fisik dibanding emosional.
• Bisa kembali ke pasangan tanpa kehilangan rasa cinta, karena fokusnya pada pengalaman seksual, bukan keterikatan emosional.
Pola Umum Perselingkuhan pada Perempuan
Perempuan memiliki pola yang berbeda dari laki-laki. Motivasi utama terjadi perselingkuhan pada perempuan adalah kebutuhan emosional dan rasa terhubung.
Kurangnya perhatian emosional dari pasangannya, seringkali membuat perempuan berakhir ‘main hati’.
Studi dari Archives of Sexual Behavior menunjukkan 56% wanita yang selingkuh melakukannya karena merasa diabaikan secara emosional.
Menurut psikolog Shirley Glass, perempuan lebih sering meninggalkan pasangan utamanya setelah selingkuh, karena hubungan barunya memenuhi kebutuhan emosional.
Seringkali perselingkuhan terjadi berawal dari koneksi personal. Misalnya hubungan pertemanan atau rekan kerja yang menjadi tempat berkeluh kesah.
Perselingkuhan pada perempuan memiliki sejumlah ciri khas:
• Lebih sering selingkuh hati sebelum selingkuh fisik.
• Jika terikat secara emosional dengan selingkuhan, peluang kembali ke pasangan lebih kecil.
Perbedaan Psikologis Selingkuh pada Laki-laki dan Perempuan
Pada laki-laki, perselingkuhan terjadi cenderung karena faktor fisik yang dianggap lebih menarik dan fantasi seks mereka.
Dorongan biologis lebih dominan. Karenanya, laki-laki yang berselingkuh seringkali hanya sekedar ‘main-main’ dan tetap mempertahankan hubungannya dengan pasangan utama.
Pada perempuan, hal ini sangat berbeda. Perempuan berselingkuh lebih cenderung karena keterikatan emosional.
Merasa diperhatikan, lebih dicintai dan dimengerti. Karenanya, perempuan yang berselingkuh seringkali lebih mudah berpaling dan meninggalkan pasangannya.
Penulis: Bromo Liem
Editor: Solichan Arif