Bacaini.ID, KEDIRI – Intensitas make love (ML) atau bercinta ternyata berpengaruh terhadap kesehatan jantung.
Data Massachusetts Male Aging Study, sebuah proyek penelitian di Amerika menyebut pria yang berhubungan seks setidaknya dua kali seminggu dapat mengurangi risiko penyakit jantung hingga 50%.
Dikutip dari World Health, para peneliti New England Research Institute, Massachusetts, Amerika Serikat, mempelajari peran aktivitas seksual terhadap penyakit kardiovaskular.
Mereka mempelajari data pria yang berpartisipasi dalam Massachusetts Male Aging Study, yang melibatkan laki-laki berusia 40 hingga 70 tahun.
Dengan melacak aktivitas seksual pria selama periode studi 16 tahun, tim menemukan bahwa frekuensi aktivitas seksual yang rendah, berkaitan dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular.
Kategori frekuensi aktivitas seksual rendah diterjemahkan intensitas ML sebulan sekali atau bahkan kurang.
Sementara pria yang berhubungan seksual dua kali seminggu atau lebih, memiliki risiko 50% lebih rendah terkena serangan jantung.
Hal ini menunjukkan bahwa pria yang rutin bercinta memiliki kemungkinan 50% lebih rendah terkena penyakit jantung ketimbang pria yang bercinta sebulan sekali atau kurang.
Efek perlindungan potensial ini diduga terkait dengan beberapa faktor berikut.
• Aktivitas Fisik: Seks adalah bentuk latihan yang dapat membantu memperkuat jantung, menurunkan tekanan darah, dan meningkatkan kebugaran kardiovaskular.
• Mengurangi Stres: Aktivitas seksual yang teratur dapat membantu mengurangi stres, yang merupakan faktor risiko penyakit jantung yang diketahui.
• Kualitas Tidur yang Lebih Baik: Penelitian menunjukkan bahwa memiliki kehidupan seks yang lebih aktif dapat berkontribusi pada kualitas tidur lebih baik, yang gilirannya dapat berdampak positif terhadap kesehatan jantung.
Namun penting juga untuk diketahui, meskipun menunjukkan korelasi positif, penelitian ini tidak membuktikan bahwa seks secara langsung mencegah penyakit jantung.
Ada kemungkinan pengaruh faktor gaya hidup, seperti pola makan sehat, olahraga teratur, dan kesehatan secara keseluruhan.
Di mana hal itu berkontribusi terhadap intensitas aktivitas seksual dan penurunan risiko serangan jantung.
Penulis: Bromo Liem
Editor: Solichan Arif