Bacaini.id, KEDIRI – Jelang ASEAN Para Games 2023 di Kamboja pada 3-9 Juni mendatang, Nanda Mei Sholihah terus mematangkan persiapannya. Lebih dari sekedar mempertahankan capaian emas, atlet disabilitas asal Kota Kediri itu juga membawa misi untuk terus memperbaiki rekor pribadinya.
Saat ini, atlet berusia 23 tahun itu tengah menjalani Pemusatan Latihan Nasional di Solo. Satu bulan sebelum bergulirnya ajang multiolahraga untuk atlet disabilitas se-Asia Tenggara itu, intensitas latihan para atlet terus ditingkatkan.
Setiap hari Nanda harus menjalani sesi latihan rutin pagi sore di Lapangan Kentingan Universitas Sebelas Maret (UNS). Bersama dengan sejumlah atlet Indonesia yang lain, Nanda hanya mendapat jatah libur latihan pada Sabtu sore dan hari Minggu.
“Satu bulan terakhir program lebih ke persiapan khusus. Dua minggu ke depan kita persiapan lebih spesifik lagi. Kita juga harus benar-benar memperhatikan pola makan dan waktu istirahat, ” kata Nanda, Jumat, 5 Mei 2023.
Pada ajang ASEAN Para Games 2023 di Kamboja nanti, atlet perempuan yang juga menjabat sebagai Ketua National Paralympic Committee Indonesia (NPCI) Kota Kediri ini akan turun di empat nomor lari, 100 m, 200 m, 400 m dan estafet 4×4 kategori T47 atau amputee siku bawah.
Tidak hanya mempertahankan empat emas yang sukses diraihnya pada event yang sama tahun 2022 lalu di Solo, Nanda juga membawa misi untuk memperbaiki rekor pribadinya di nomor lari 100 (12,8 detik), 200 (27,35 detik) dan 400 (63 detik).
“Sebenarnya target nomor individu ini hanya dua emas dan satu perak, estafetnya nanti emas. Tapi secara pribadi saya harus bisa mempertahankan empat emas dan semoga bisa terus memperbaiki rekor pribadi saya,” aku Nanda.
Namun, lanjutnya, untuk mencapai target individu maupun misi pribadi itu tidak akan mudah. Karena di Kamboja nanti, dia akan menghadapi lawan baru dari Thailand. Lawan yang menurutnya lebih muda juga dengan kualitas yang lebih baik.
“Tahun ini mungkin akan lebih sulit karena ada lawan-lawan baru yang sedikit mengancam, terutama dari Thailand. Mereka masih muda dan kualitasnya memang cukup baik,” ungkapnya.
Nanda Mei Sholihah menjalani debut di ajang Internasional terbesar se Asia Tenggara itu sejak tahun 2014 di Myanmar. Debutnya tidak berjalan mulus, di nomor lari 400 meter dia hanya memperoleh perunggu. Baru pada tahun 2015 di Singapura dan tahun 2017 di Malaysia, Nanda berhasil memborong tiga emas sekaligus dari nomor andalannya, yakni 100, 200 dan 400 meter.
Di ajang lain, seperti Asian Youth Para Games dan Peparnas, perempuan kelahiran 17 Mei 1999 itu juga tak pernah absen membawa medali. Sementara di para atletik, Nanda masih sangat berambisi untuk meraih prestasi di tingkat Asia hingga dunia, sebagai puncak pencapaian sebagai seorang atlet.
Penulis: AK.Jatmiko
Editor: Novira