Bacaini.id, KEDIRI – Sejak varian Delta dirilis masuk ke Indonesia sebagai ‘modifikasi’ Covid 19, Afnan Subagio tak berhenti mencari informasi. Jurnalis MNC TV ini begitu peduli dengan kabar penularan Covid di wilahnya, karena faham akan rapuhnya ketahanan kesehatan masyarakat.
“Karena saya tinggal di desa, tahu betul bagaimana masyarakat masih abai dengan protokol kesehatan. Resepsi pernikahan digelar tanpa batas, ngeri sekali,” katanya kepada Bacaini.id, Selasa 13 Juli 2021.
Sadar dengan kondisi lingkungan yang rentan, Afnan memperketat pengawasan di rumah dan lingkungan kerjanya. Selain menjadi jurnalis MNC Grup, dia juga memiliki usaha beras yang melibatkan banyak pekerja. Aktivitas bertemu banyak orang dilakukan setiap hari demi menjaga usahanya.
“Karena saya wartawan, banyak yang bertanya tentang Covid varian Delta. Saya pun aktif mencari informasi dan faham betapa berbahanya virus ini,” tutur Afnan.
Hingga suatu hari di pertengahan bulan Juni 2021, Afnan merasakan kepalanya pusing. Sakit kepala itu disusul mual dan demam tinggi hingga membuat seluruh sendi dan tubuhnya sakit sekali. Berbekal pengetahuan yang ia pelajari, Afnan menduga dirinya terpapar Covid 19.
Atas inisiatif sendiri, dia mengajukan uji swab ke laboratorium. Dugaannya tak meleset. Dia terpapar Covid 19. Hasil yang sama juga terjadi pada dua anggota keluarganya. “Tapi saya belum tahu kalau itu varian Delta,” kata Afnan.
Tak ingin menimbulkan kegaduhan dan kepanikan, dia memutuskan melakukan pengobatan sendiri dan isolasi mandiri. Dia juga memisahkan anggota keluarga yang terpapar dan sehat agar tidak tertular.
baca ini Mereka Yang Lolos Dari Incaran Corona (1)
Namun belum lama menjalani isolasi mandiri, pertahanan tubuh Afnan jebol. Kesakitan yang teramat di kepalanya membuat Afnan lari mencari pertolongan. “Saya berangkat sendiri ke rumah sakit karena tak ingin menulari orang lain,” katanya.
Tak disangka, perjuangan mencari rumah sakit tak ubahnya mencari sumber air di padang pasir. Sulit sekali. Semua rumah sakit penuh dan tak memiliki tempat lagi untuk merawat pasien Covid 19. Sampai akhirnya menemukan kamar kosong di Rumah Sakit Ahmad Dahlan Kediri. Itupun berbekal jaringan yang dimiliki istrinya sebagai tenaga kesehatan.
Menemukan rumah sakit yang kosong bukan menjadi akhir perjuangan Afnan. Di sana dia mendapati antrean pasien sakit berjajar di lorong rumah sakit. Seluruh ruangan Instalasi Gawat Darurat penuh. Dia harus menunggu lama untuk mendapatkan satu tempat tidur di ruang isolasi.
“Semalaman saya berada di lorong rumah sakit karena baru besok siang dapat menempati ruang isolasi. Selama itu pula saya mengalami sesak nafas dan kesakitan di seluruh badan,” kenangnya.
Hari-hari di ruang isolasi rumah sakit menjadi teror baginya. Lalu lalang pegawai rumah sakit yang mendorong jenazah pasien Covid 19 membuatnya ciut. Pemandangan itu terlihat jelas dari kaca jendela kamar tempatnya dirawat.
“Seumur hidup baru sekarang ini merasakan takut luar biasa. Saya sempat mengalami halusinasi dan dibayangi kematian,” katanya.
Pikirannya kacau. Teringat kondisi keluarganya yang isolasi di rumah. Nasib anak-anaknya yang masih membutuhkan ayah. Serta dirinya sendiri yang terbaring dengan selang infus dan oksigen di tempat terpisah. Tak ada yang bisa dilakukan selain berserah diri sebagai makhluk yang tak berdaya.
Seiring membaiknya kondisi pernafasannya, Afnan mulai berpikir waras. Dia ingin melawan virus di tubuhnya dan melanjutkan hidup lebih lama. “Saya harus sembuh,” tekadnya.
Selain berdizikir dan berdoa, Afnan mencoba mengambil kembali kendali atas tubuhnya. Dia membuat tubuhnya rileks dengan bermain Tik Tok untuk membangun kekebalan tubuh. Afnan tak ingin larut dalam kecemasan.
Dengan nafas tersengal, Afnan merekam dirinya sendiri di kamera ponsel untuk bermain Tik Tok. Meski terasa berat, lambat laun upayanya membawa hasil. Seiring tubuhnya yang mulai beradaptasi dengan serangan virus, rasa sakit yang menderanya berangsur sirna. Dia iklhas menjalani sakit ini dan melawannya dengan gembira.
“Hampir setiap hari saya video call dengan anak-anak, nonton video lucu, dan main Tik Tok. Jika hati senang, pikiran akan tersugesti untuk sembuh,” paparnya.
Strategi itu berhasil. Tak butuh waktu lama bagi Afnan untuk berada di ruang isolasi hingga diijinkan pulang karena kesehatannya yang membaik. Bahkan swab PCR keduanya menunjukkan hasil negatif.
Penulis: Novira Kharisma
Editor: HTW
Tonton video: