Bacaini.id, KEDIRI – Menjelajah kawasan hutan yang belum pernah dijamah manusia adalah tantangan terbesar para pecinta alam. Selain bertemu hewan liar, berinteraksi dengan makhluk ghaib penunggu hutan adalah resiko yang tak bisa ditawar.
Pengalaman bertemu hantu penunggu hutan ini dialami oleh Dimas Primanda, seorang pecinta alam saat menembus Hutan Pamongan menuju air terjun Parijoto. “Kami berangkat bersama 10 orang pada siang hari. Sampai di sana hampir Maghrib, kondisi hutan mulai gelap,” kata Dimas kepada Bacaini.id, Kamis, 19 Agustus 2021.
Lokasi ini berada di Desa Pamongan, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, air terjun Parijoto tergolong ‘perawan’ dan jarang dijamah manusia. Hal itulah yang menjadi daya tarik rombongan Dimas yang terdiri dari tujuh pria dan tiga wanita untuk menyatroni dua minggu lalu.
Penjelajahan menuju air terjun cukup susah. Mereka harus membuka jalur sendiri dengan membabat tanaman liar. Agar tidak tersesat, Dimas meninggalkan beberapa tanda di jalur yang sudah dibuka sebagai jalan pulang.
“Di sinilah keanehan mulai terjadi. Saya tidak bisa menemukan tanda yang sudah saya buat saat membuka jalur, hilang semua,” cerita Dimas.
Beruntung hal itu tidak terjadi lama. Setelah sempat tersesat, mereka kembali bisa menemukan jalur menuju lokasi pendirian tenda. Usai mendirikan tenda, mereka makan malam. Sementara tiga temannya turun menuju air terjun.
Saat kembali, salah satu anggota tim perempuan bernama Indah mengeluh punggungnya terasa berat. Kepalanya juga pusing. “Saya kaget saat melihat wajahnya tiba-tiba berubah seperti anjing,” tutur Dimas.
Tak percaya dengan penglihatannya, Dimas mencolek temannya bernama Johan yang memiliki kemampuan indera keenam. Johan membenarkan apa yang dilihat Dimas. Bahkan Johan juga melihat sesosok anjing berada di gendongan Indah hingga membuat tubuhnya terasa berat.
Tidak hanya wajahnya yang berubah, sikap Indah berubah aneh. Dia menyendiri dengan pandangan kosong. Hingga tiba-tiba Indah berteriak-teriak seperti kesurupan. Beruntung kondisi itu bisa dipulihkan Johan. Saat kondisi Indah berangsur-angsur membaik, mereka mendengar suara lolongan anjing menjauh. “Ternyata Indah sedang menstruasi sehingga mengundang makhluk ghaib,” kata Dimas.

Untuk mengusir kecemasan, mereka pun menyalakan api unggun. Agar tidak mengganggu tenda, titik api dibuat agak menjauh. Namun api tak bertahan lama karena diguyur hujan yang turun tiba-tiba.
Setelah menunggu hujan reda, mereka berusaha menyalakan api kembali. Saat api menyala, mereka terkejut setengah mati. Sesosok perempuan berbaju putih dan berambut panjang terlihat duduk di atas tenda. Perempuan itu tertawa melengking. Mereka membaca doa sebisanya dan memohon pertolongan Tuhan. Makhluk itupun hilang.
Melihat situasi tidak kondusif, sebagian besar penjelajah ini memutuskan masuk ke dalam tenda. Dimas yang kelelahan juga tertidur di luar tenda dekat api unggun. Saat itulah dia bermimpi didatangi sosok kakek tua berpakaian seperti resi.
Dalam mimpinya, kakek itu menggandeng tangannya dan mengajak turun ke air terjun. Kakek itu menyampaikan banyak nasehat kepada Dimas dan memperkenalkan diri sebagai penjaga air terjun Parijoto.
“Kakek itu bilang ada teman-teman yang lupa berdoa dan mengucap salam. Juga mengingatkan agar menjaga kesopanan dalam bertutur dan kebersihan,” kata Dimas.
Kakek itu juga mengatakan sesuatu yang membuat Dimas kaget. Dia memberitahukan jika ketiga teman perempuannya yang ikut pendakian dalam keadaan datang bulan. Kakek tersebut menyuruh Dimas dan teman-temannya segera pulang saat pagi menjelang.
Saking kagetnya, Dimas terbangun dari tidur. Dia langsung mengecek sampah dan membersihkan sisa makanan yang berserak. Aktivitas itu membuat teman lainnya terbangun dan ikut berjaga.
Untuk mengusir dingin, mereka kembali membesarkan api dengan menambah kayu bakar. Lagi-lagi Dimas dikejutkan sosok pocong yang berdiri di dekat mereka. “Pocong itu terlihat membenarkan tali kaki. Kami semua melihat dan langsung lari masuk tenda,” kata Dimas.
Dimas masih mengingat betapa mengerikannya wajah pocong itu yang rusak dan hancur. Mereka yang melihat penampakan itu tak bisa tidur sampai pagi.
Celakanya, penampakan pocong tersebut bukan akhir dari teror yang dialami Dimas cs. Saat berada di dalam tenda, berbagai suara aneh terdengar dari luar tenda. Mulai lolongan serigala, suara kaki kuda, suara gemerincing dan lainnya.
“Kami lihat bayangan kereta kuda persis melewati belakang tenda. Capek rasanya menghadapi teror hantu yang tak selesai. Kita langsung beres-beres dan bergegas turun,” ungkapnya.
Saat perjalanan turun itu Dimas kembali menjumpai sosok kakek yang muncul dalam mimpinya. Kakek itu duduk bersila di sebuah pohon paling besar di dalam hutan. Pohon itu memiliki lubang yang cukup besar. Setelah melewati lubang itu, Dimas baru merasakan hawa yang berbeda.
“Kakek itu menjaga air terjun agar tidak tercemar dan dirusak manusia. Alhamdulillah perjalanan pulangnya lancar,” tutup Dimas.
Penulis: Novira Kharisma
Editor: HTW
Tonton video: