Bacaini.id, TULUNGAGUNG – Di lereng Gunung Wilis, tepat di Dusun Genceng, Desa Sendang, Tulungagung terdapat sebuah bangunan mirip bunker. Tetapi jika dilihat lebih jelas bangunan ini adalah tempat berdoa orang Tionghoa.
Ya, tempat mirip bunker ini merupakan tempat pertapaan seorang sastrawan, pendekar sekaligus ahli pengobatan bernama Tan Tik Sioe. Memang bagi pengunjung yang masih awam mungkin tidak akan menyangka.
Dari luar, bunker tempat pertapaan ini lebih tampak seperti pagoda dengan berbagai hiasan khas Tionghoa. Terdapat sebuah pintu kecil berukuran setengah meter sebagai jalan menuju ruang bawah tanah yang dulunya merupakan tempat pertapaan Tan Tik Sioe.
Di dalam ruang pertapaan di tempat yang disebut sebagai Goa Tan Tik Sioe terdapat foto Tan Tik Sioe, alat peramal nasib yang terbuat dari bambu, beberapa buku karya Tan Tik Sioe serta altar doa.
“Mungkin sebagian orang menganggap Goa Tan Tik Sioe sebagai tempat wisata. Namun yang sebenarnya, tempat ini merupakan lokasi pertapaan Tan Tiek Sioe. Atau kita lebih akrab dengan sebutan petilasan,” ujar Juru Kunci Goa Tan Tiek Sioe, Jito kepada Bacaini.id, Rabu, 26 Januari 2023.
Menurut Jito, Goa Tan Tiek Sioe merupakan tempat pertapaan keduanya di Tulungagung. Karena sebelumnya, Tan Tiek Sioe juga melakukan pertapaan di sebuah goa di wilayah Kecamatan Rejotangan, Tulungagung.
Tempat pertapaan Tan Tiek Sioe di lereng Gunung Wilis sebelumnya dinamakan Pondok Harjo. Tan Tiek Sioe mulai bertapa di situ pada tahun 1917 hingga 1922. Hasil dari pertapaanya, Tan Tiek Sioe menjadi mahir menulis hingga melahirkan banyak karya sastra.
“Selama melakukan pertapaan, Tan Tiek Sioe juga meninggalkan ajarannya, yakni tentang kesabaran dan introspeksi diri. Dia tidak mendoktrinkan sebuah agama tertentu, melainkan hanya mengajarkan soal moral,” jelasnya.
Beberapa peninggalan Tan Tiek Sioe yang berada dipertapaan lereng Gunung Wilis juga sudah diamankan ke Trowulan. Seperti, guci air minum, pisau, kuningan dan beberapa karya asli miliknya.
Setelah bertapa lima tahun di lereng Gunung Wilis, Tan Tiek Sioe pergi ke Singapura hingga akhir hidupnya. Tan Tiek Sioe meninggal tepat pada usia 45 tahun. Dia menjadi tokoh yang disegani karena ajaran yang dibawanya. Bahkan beberapa kontribusinya juga diabadikan di beberapa klenteng di Jawa.
Hingga saat ini Gua Tan Tiek Sioe masih banyak dikunjungi oleh peziarah dari luar Tulungagung. Bahkan beberapa keturuanan Tan Tiek Sioe juga masih sering berkunjung ke Goa Pertapaan Tan Tiek Sioe.
“Masih ada peziarah, meski datang satu minggu sekali. Rata-rata mereka datang kesini untuk berdoa,” pungkasnya.
Penulis: Setiawan
Editor: Novira