Ketika pecah pertempuran Inggris di Surabaya akhir Oktober 1945, Moestopo menjabat sebagai komandan Badan Keamanan Rakyat (BKR) Jawa Timur. Saat itu pula Moestopo mendapuk dirinya sendiri sebagai Menteri Pertahanan RI ad interim sekaligus pemimpin revolusi di Jawa Timur.
Selama Perang Kemerdekaan (1946-1949), Moestopo juga aktif di berbagai front pertempuran. Di Yogyakarta dan Jawa Barat namanya dikenal harum karena gebrakannya membentuk Pasukan Terate (Tentara Rahasia Tertinggi) yang diambil dari lingkungan dunia hitam seperti kaum pencoleng, perampok dan pekerja seks komersial.
Mendirikan Sekolah Gigi
Setelah masa perang usai pada 1950, Moestopo menggantung senapan dan kembali menjadi dokter sebagai Kepala Bagian Bedah Rahang di Rumah Sakit Angkatan Darat di Jakarta. Setelah menyelesaikan pendidikan di Amerika Serikat, Moestopo memutuskan terjun ke dunia akademis dengan menggagas berdirinya Dr. Moestopo Dental College pada 1958.
Di bawah kepemimpinannya, Dr. Moestopo Dental College berkembang sampai akhirnya menjadi perguruan tinggi yang diberi nama Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) pada 1961.
Universitas ini terus melebarkan sayapnya. Dari hanya Fakultas Kedokteran Gigi, kini Universitas Moestopo telah memiliki berbagai fakultas lain seperti Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Fakultas Ilmu Komunikasi, dan Program Pascasarjana.
Saat ini, Universitas Moestopo telah menjelma menjadi salah satu universitas bergengsi di Indonesia dengan Akreditasi A di hampir semua fakultasnya.
Penulis: Hari Tri Wasono