Bacaini.id, KEDIRI – Warga Kota Kediri dan sekitarnya punya kebiasaan khusus di malam Jumat. Usai adzan Isya’ berkumandang, ribuan orang memenuhi ruas jalan dan trotoar untuk mengaji.
Kebiasaan ini sudah lama berlangsung. Tepatnya sejak KH Dauglas Toha Yahya atau Gus Lik menggelar pengajian. Dia adalah pengasuh Pondok Pesantren Assa’idiyah Jamsaren Kediri, sekaligus adik KH Anwar Iskandar (Ketua Majelis Ulama Indonesia).
Pada mulanya pengajian ini tak langsung mendapat perhatian luas dari masyarakat dan hanya diikuti santri pondok. Namun lama kelamaan antusiasme masyarakat untuk mengikuti pengajian Gus Lik tak terbendung. Bahkan jumlah mereka membludak hingga memenuhi seluruh ruas jalan dan trotoar di Jalan HOS Cokroaminoto.
“Dulu jamaahnya hanya di trotoar toko saja. Sekarang sudah memenuhi seluruh badan jalan hingga terpaksa ruas jalan ditutup,” kata Budi Sutrisno, jamaah pengajian kepada Bacaini.id, Kamis, 30 Mei 2024.
Karena selalu dilakukan pada hari Kamis malam atau malam Jumat, pengajian ini dikenal dengan sebutan Pengajian Malam Jumat (PMJ). Jamaah yang datang pun tak hanya dari Kediri, tetapi berbagai kota.
Panjangnya lautan manusia hingga masuk ke gang-gang permukiman membuat beberapa pemilik rumah memasang alat pengeras suara, yang memutar tayangan Live YouTube.
Menurut Budi, hal yang paling disukai dari pengajian Gus Lik adalah pemilihan kalimat yang sederhana dan membumi. Tema yang dipilih juga berkaitan dengan kehidupan masyarakat kecil. “Sehingga tidak berjarak dengan jamaah,” katanya.
Sederhana dan tidak politis
Kekaguman Budi pada sosok Gus Lik, selain pengetahuan agama dan cara berdakwah, adalah gaya hidupnya yang sederhana. Meski diidolakan ribuan orang, penampilan Gus Lik tak lantas parlente.
Bahkan pembawaan Gus Lik amat jauh dari kesan mewah apalagi glamor. Jika tidak pernah melihat wajah Gus Lik, orang akan menganggapnya warga biasa jika berpapasan di jalan.
“Beliau juga tidak pernah memasukkan unsur politik di dalam ceramah, ini asyiknya,” kata Budi.
Penulis: Hari Tri Wasono