Bacaini.id, BONDOWOSO – Warung rujak Bu Sida adalah salah satu kuliner legendaris di Kabupaten Bondowoso. Kedai rujak ini sudah berdiri sejak tahun 1987 dengan jumlah pelanggan yang tak pernah surut.
Berada di Kelurahan Bataan, Kecamatan Tenggarang, Kabupaten Bondowoso, kedai rujak Bu Sida cukup populer. Pengunjungnya tak pernah sepi mulai pagi hingga sore hari. Setiap hari kedai Bu Sida dibuka pukul 08.00 – 16.00 WIB.
Selain paling enak, beragam rujak tersedia di tempat ini. Mulai rujak cingur, rujak soto babat, rujak bakso, rujak cingur+bakso, rujak cingur+soto, rujak lontong, hingga rujak gobet. Selain rujak cingur, menu rujak lainnya cukup asing dijumpai di daerah lain.
Bayangkan saja rujak cingur yang terdiri dari sayur dan bumbu kacang disiram kuah soto atau bakso. Cukup aneh bukan?
Namun siapa sangka kuliner tersebut cukup digemari masyarakat daerah Timur seperti Banyuwangi, Jember, dan Bondowoso. Tak sedikit pengunjung yang memesan rujak soto atau rujak bakso meski rasanya tak familiar.
“Kita memakai soto babat sebagai campuran rujak. Kuahnya lebih kental dengan babat sapi,” kata Bu Sida kepada Bacaini.id, Senin, 26 Desember 2022.
Teknis mencampur dua masakan itu juga sederhana. Setelah meracik rujak cingur lengkap dengan bumbu kacang dan petis, disiramkan soto babat hingga membuat rujak itu menjadi berkuah. Sepintas penampakannya mirip tahu campur Lamongan dengan kuah kental dan gelap.
Dari sekian ragam rujak yang ada, rujak cingur masih menjadi pioner yang digemari pelanggan sejak dulu. Rujak cingur Bu Sida memang super mantab dengan racikan bumbu yang cukup kental. Penggunaan petis Madura yang cenderung asin membuat cita rasa rujak ini tak terlalu manis.
Berbeda dengan rucak cingur lain yang menggunakan air asam, rujak Bu Sida menggunakan air cuka. Rasa segar dan masamnya juga diperkuat dengan potongan buah nanas dan kedondong. Selebihnya terdiri dari sayur, kecambah, cingur, tahu, dan tempe.
Satu porsi rujak cingur cukup untuk mengganjal perut orang dewasa. Porsinya cukup besar untuk ukuran rujak cingur dengan sedikit lontong.
Cara meraciknya juga unik. Pertama-tama Bu Sida mengulek kacang tanah yang telah digiling di atas cobek besar. Porsi kacang yang diulek cukup banyak lantaran Bu Sida tak meracik bumbu satu per satu. Sekali ulek cukup untuk 10 porsi rujak.
Penambahan cabai dilakukan terpisah sesuai permintaan. Cabai ini juga tidak diulek dengan bumbu, tetapi digiling terpisah dengan penambahan kacang tanah. Sebagai penutup, ditambahkan dua cabai rawit utuh di atasnya sebagai topping. “Jika kurang pedas bisa menggigit cabainya,” kata Bu Sida.
Komposisi yang lengkap dengan kuah bumbu sedap, sukses menghipnotis para pelanggan tak beralih ke kedai lain. Meski harganya relatif mahal, yakni Rp17.500 per porsi rujak cingur, kedai rujak Bu Sida kerap kewalahan menerima pesanan.
Dengan keunikan rujak yang dibuat, kedai Bu Sida tetap bertahan sejak tahun 1987. Dari usahanya itu Bu Sida mampu membesarkan anak dan cucunya, serta mengembangkan tempat jualan menjadi lebih bersih dan besar. “Dulu hanya menempati meja kecil di depan, sekarang membangun tempat lesehan seperti café,” tutup perempuan berusia 64 tahun itu.
Penulis: Hari Tri Wasono
Tonton video:
Comments 1