Bacaini.ID, KEDIRI – Masa transisi atau peralihan pemerintahan paska pemilihan kepala daerah menuntut kesiapan aparatur birokrasi menyesuaikan dengan program wali kota terpilih. Penjabat wali kota dituntut mampu menjadi konduktor atau penghubung untuk menyiapkan pemerintahan yang akan datang.
Anggota DRPD Kota Kediri Ashari mengatakan penyiapan masa transisi sangat dibutuhkan bagi kelangsungan pemerintahan. “Pj (penjabat wali kota) harus bisa menjadi konduktor yang baik dalam rangka penyambung tongkat estafet kepala daerah definitif hasil pilihan rakyat,” kata Ashari kepada Bacaini.ID, Jumat, 3 Januari 2025.
Dalam masa transisi ini, menurut Ashari, Pj. Wali Kota Kediri Zanariah harusnya mengambil inisiatif membangun forum non formal antar semua stakeholder pemerintahan dengan Vinanda sebagai wali kota terpilih. Hal ini untuk mensinkronkan program pemerintah dengan visi misi yang diusung Vinanda.
Hal lain yang menghambat progresifitas pemerintahan yang baru adalah kabar penundaan pelantikan kepala daerah. Menurut Ashari, dengan ditundanya pelantikan, kepala daerah terpilih tidak bisa segera bekerja untuk memastikan visi misinya berjalan lebih cepat.
“(Memang masih) ada kesempatan memasukkan agenda visi misi dalam anggaran perubahan tapi waktunya sangat sempit,” kata Ashari.
Seperti diketahui, pasangan Vinanda Prameswati dan KH Qowimuddin Thoha memenangkan pemilihan kepala daerah Kota Kediri Tahun 2024. Mereka mengalahkan pasangan Fey Feronica dan Regina Nadya Suwono yang didukung mantan Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar.
Saat ini masyarakat Kota Kediri sedang menunggu gebrakan pemerintahan Vinanda yang digaungkan saat kampanye kemarin.
Penulis: Hari Tri Wasono