Bacaini.id, KEDIRI – Pecinta kuliner di Kediri tidak perlu jauh-jauh untuk menikmati martabak telur khas Surabaya. Kios Bu Ana di Kelurahan Jagalan, Kecamatan Kota menjadi satu-satunya cabang martabak telur Surabaya yang bisa kamu coba.
Kios sederhana dengan tulisan ‘Martabak Mini Bu Ana’ ini sudah menjual martabak khas Surabaya sejak 22 tahun lalu. Sama-sama terbuat dari bahan utama telur, martabak khas Surabaya berukuran lebih kecil dengan isian bervariasi.
“Sudah dari tahun 1999 saya jualan di Kediri, awalnya dulu cuma saya isi mie, terus kubis, tapi biar tidak bosan saya coba isian yang lain. Itu penuh perjuangan, beberapa kali dicoba isiannya tidak matang,” kata Bu Ana menceritakan proses penemuan resepnya, Minggu, 27 Juni 2021.
Berulangkali gagal tak membuat Bu Ana menyerah. Dia terus mencoba hingga menemukan resep jitu martabak mini yang matang sampai ke dalam. “Sebelum digoreng, saya tusuk-tusuk jadi ada bolong kecil kulitnya. (Dengan cara ini) bisa matang sampai dalam,” imbuhnya.
Bu Ana mengaku tak pernah menggunakan bahan pengawet dan penyedap yang mengandung bahan-bahan kimia. Dia hanya mengolah adonan untuk kulit martabak dari telur, tepung terigu, air dan juga garam.
Bahan-bahan tersebut diaduk sampai kental dan menggumpal. Selanjutnya ditambah minyak goreng agar tidak lengket. “Dari dulu bahannya ya itu-itu saja. Tidak berani pakai bahan pengawet atau penyedap yang aneh-aneh,” katanya.
Tak hanya untuk kulit martabak, Bu Ana juga menghindari bahan kimia untuk pembuatan saus pelengkap martabak mini. Saus dibuat dengan bumbu dapur seperti cabai kriting, cabai besar, kecap, gula merah dan gula putih serta ditambahkan taoco.
“Taoco itu yang bikin suami saya sendiri, yang jelas semua dibuat tanpa bahan kimia. Selain aman, juga tidak mudah basi. Beli hari ini, dimakannya besok juga masih enak ,” ucap ibu satu anak itu.
Untuk memberi banyak pilihan kepada konsumen, Bu Ana memproduksi martabak mini dengan berbagai varian isi dengan harga terjangkau. Seperti martabak isi kubis dan telur, isi daun pre dan sosis yang dijual dengan harga Rp 3.000. Sedangkan untuk isian daun pre, kubis, dan sosis hanya Rp 2.000. Paling mahal hanya Rp 3.500 untuk satu buah martabak mini isi daun pre dan telur.
Kios Bu Ana buka mulai pukul 08.00 sampai pukul 17.00 WIB. Selain bisa dinikmati di kios sederhana miliknya, pembeli juga bisa menikmatinya di rumah. Bu Ana melayani pesanan melalui telepon.
Tak Ada Penerus
Kerja keras Bu Ana merintis usaha martabak mini ini terancam tak berlangsung lama. Sejak memulai di usia 32 tahun, dengan harga awal Rp 250, hingga kini Bu Ana tak memiliki penerus. Anak satu-satunya yang dimiliki tidak bersedia menjadi pedagang martabak seperti ibunya.
Ditemani suaminya, Bu Ana mengolah sendiri 25 kilogram bahan martabak setiap hari. Sebelum pandemi, jumlah adanonan tersebut bisa habis dalam satu hari berjualan. Namun selama pandemi baru habis setelah dipakai selama 4 hari.
“Ya mau gimana lagi, namanya juga usaha. Disyukuri saja yang penting tetap jalan dan Alhamdulillah pelanggan juga sudah banyak,” katanya.
Penulis: Novira Kharisma
Editor: HTW
Tonton video: