Bacaini.id, KEDIRI – Penambangan pasir besar-besaran di aliran lahar Gunung Kelud menyebabkan kerusakan alam. Agar tidak semakin parah, Aliansi Penambang Pasir Tradisional Kediri Raya mendatangi kantor BPBD Kabupaten Kediri.
Ketua Aliansi Penambang Pasir Tradisional Kediri Raya, Tubagus Fitrajaya mengatkan pihaknya mendesak BPBD mengambil langkah preventif terhadap aksi penambangan pasir secara besar-besaran di aliran lahar Gunung Kelud. Sebab eksplorasi pasir dan batu dengan alat berat telah merusak lingkungan serta mengacam terjadinya menimbulkan potensi terjadinya bencana alam.
“Banyaknya alat berat yang ada di sekitar Kelud ini selain berpotensi menimbulkan bencana juga menjadi konflik di kalangan masyarakat,” kata Tubagus kepada Bacaini.id, Sabtu, 5 Februari 2022.
Menurutnya, aksi penambangan pasir secara besar-besaran ini sudah lama berlangsung dan semakin marak setelah adanya berbagai proyek besar. Para investor mulai berpindah ke Kediri setelah material pasir di kawasan Blitar mulai terbatas. Terlebih dari sederet perusahaan tambang tersebut ada juga yang tidak mengantongi izin atau ilegal.
“Saat ini tidak bisa dipungkiri, adanya proyek-proyek besar membutuhkan madal itu, kalau tidak ditata sejak awal takutnya malah akan carut marut,” imbuhnya.
Para penambang pasir tradisional ini berharap ada langkah prefentif dari pemerintah dan dari semua lini untuk menyelesaikan permasalahan ini. Sebab hal ini tidak hanya berdampak pada penambang tradisional maupun masyarakat lokal.
“Ini bukan masalah kita orang lokal atau bukan lokal tapi masalah semua masyarat Kediri. Jadi kita coba cari solusinya, minimal ada satu proses untuk mempertahankan Kelud biar aman,” tandasnya.
Kepala BPBD Kabupaten Kediri, Slamet Turmudi mengatakan akan segera mempelajari masukan dari Aliansi Penambang Pasir Tradisional. Tidak dipungkiri aktivitas penambangan pasir secara besar-besaran menggunakan alat berat memang mengancam terjadinya bencana alam, khususnya tanah longsor.
“Ini salah satu masukan bagi kami dan memang penting dalam upaya pencegahan. Akan kami pelajari dan tindaklanjuti,” ujar Slamet.
Dia juga mengatakan untuk penanganan terhadap kerusakan alam di sekitar Gunung Kelud tentu saja harus melibatkan semua pihak, termasuk masyarakat. Nantinya, dari hasil analisis BPBD, hasil diskusi dari semua lini dan ditunjang oleh kolaborasi seluruh pemangku kepentingan, diyakini akan melahirkan solusi.
“Hal ini menjadi bagian kolaborasi dari semua lini untuk sama-sama mencegah terjadinya bencana alam. Jika memungkinkan, bagaimana agar penambangan pasir bisa tetap berjalan sekaligus tetap mencegah dampaknya,” tandasnya.
Penulis: AK.Jatmiko
Editor: Novira