Bacaini.id, KEDIRI – Seorang warga Desa Wonocatur, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri mampu meraup cuan puluhan juta rupiah dari bisnis mutiara. Pria itu adalah Hariyadi, seorang mantan sopir pribadi yang hidup dari gaji pas-pasan.
Kebutuhan hidup membuat Hariyadi nekad beralih profesi. Tak tanggung-tanggung dari profesi sebelumnya sebagai seorang sopir, dia banting setir menjadi perajin perhiasan, khususnya mutiara.
“Peminat mutiara dari dulu sampai sekarang masih banyak dan terus bertambah, termasuk di Kabupaten Kediri. Apalagi pada waktu tertentu seperti tahun baru dan lebaran,” kata Hariyadi ditemui Bacaini.id di rumah produksinya yang diberi nama DNN Pearl, Senin, 2 Januari 2023.
Menurutnya, seiring berkembangnya industri fashion dan perhiasan, mutiara menjadi aksesoris untuk mempercantik penampilan wanita masa kini. Dibantu Nike Hermawati, istri sekaligus partner seumur hidupnya, Hariyadi mengambil mutiara dari Lombok, Nusa Tenggara Timur.
Mutiara itu kemudian diolahnya menjadi berbagai perhiasan mulai dari cincin, gelang dan kalung. Meski demikian, ternyata, tidak semua mutiara dapat diolah menjadi perhiasan. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah usia mutiara itu sendiri.
“Paling bagus yang usianya diatas satu tahun, kalau dibawah itu kualitasnya jelek dan ketahun kalau sudah jadi perhiasan. Warnanya pudar, bentuknya menyusut, lapisannya mudah terkelupas bahkan bisa sampai pecah,” jelas Hariyadi.
Hariyadi mengungkapkan bahwa pemburu mutiara lebih banyak datang dari kalangan kolektor. Saat ini yang paling banyak diburu adalah mutiara hitam dengan harga mencapai Rp5.000.000-Rp7.500.000.
Sementara harga aksesoris mutiara, mulai dari cincin, gelang dan kalung di DNN Pearl yang dikelola Hariyadi bersama istrinya dibanderol harga mulai Rp150.000 sampai Rp5.000.000. “Harga mutiara ini tergantung dari warna, bentuk, ukuran ketebalan serta kemilaunya,” imbuhnya.
Lebih lanjut, berdasarkan pengalaman pria yang sudah menggeluti perhiasan mutiara sejak tahun 2010, Hariyadi menyebutkan bahwa tren mutiara di Indonesia terbilang bagus. Hanya saja segmen pasarnya tertentu. Sementara persentase peminat mutiara di Kediri sekitar 40 persen.
“Permintaan mutiara selalu meningkat pada momen tertentu seperti tahun baru dan hari raya. Omzetnya bisa sampai 40 juta,” pungkasnya.
Editor: Novira