Bacaini.id, KEDIRI – Malam Jumat Legi dalam perhitungan Jawa merupakan malam yang memiliki kegiatan sakral. Tak heran jika tali pocong jenazah yang dimakamkan malam ini menjadi incaran pencuri.
Masih membekas aksi pencurian tali pocong yang menggemparkan warga Sidoarjo pada Februari 2022 lalu. Seorang pencuri diketahui membongkar makam jenazah bernama Siti Kalsum yang meninggal pada malam Jumat Legi. Aksi itu dilakukan setelah lima hari jenazah dikubur di TPU Desa Tulangan. Pelaku mengincar tali pocong jenazah bagian kaki dan kepala.
Menurut keyakinan sebagian masyarakat, tali pocong orang yang meninggal pada malam Jumat Legi memiliki tuah. Paling banyak digunakan untuk kesaktian.
Menurut Primbon Jawa, weton kelahiran Jumat Legi memiliki watak yang digambarkan sebagai Sanggar Waringin dengan konotasi positif. Sanggar waringin memiliki sifat mampu mengayomi dan bisa diandalkan. Sosok ini juga bisa memberikan kenyamanan dan perlindungan bagi orang sekitarnya.
Di masyarakat Jawa, malam Jumat juga dipilih menjadi hari ziarah kubur. Di hari itu warga berbondong-bondong mendatangi kuburan untuk mendoakan kerabat yang meninggal. Mereka juga membersihkan makam dan menaburkan bunga segar di atas pusara.
Malam Jumat Legi juga menjadi hari ‘istimewa’ para pemburu ilmu kesaktian. Mereka kerap mengincar orang-orang yang meninggal pada hari itu untuk dicuri tali pocongnya. “Jadi bukan melihat siapa yang meninggal, tetapi hari kematiannya,” kata Jatmiko, praktisi metafisika kepada bacaini.id, Kamis, 19 Mei 2022.
Menurutnya, kepercayaan mencuri tali pocong mayat yang meninggal pada malam Jumat Legi memang ada di masyarakat. Namun hal itu hanya berlaku bagi orang-orang tertentu yang memiliki kemampuan khusus. “Ada persyaratan tertentu untuk bisa memanfaatkan tali pocong yang meninggal di malam Jumat Legi,” kata Jatmiko.
Bagaimana kematian yang masuk dalam hitungan malam Jumat Legi?
Perhitungan kalender Jawa dengan Masehi memiliki perbedaan. Pergantian hari di Masehi terjadi tiap pukul 24.00 atau jam 12 malam. Sedangkan pergantian hari penanggalan Jawa berlaku pada waktu petang atau masuk saat Maghrib. Hal ini disebabkan penanggalan Jawa mengacu pada putaran bulan terhadap bumi.
Sehingga siapapun yang meninggal pada hari Kamis petang akan dihitung sebagai hari Jumat.
Sebagian orang yang mempercayai keistimewaan kematian malam Jumat Legi akan menjaga makam hingga 40 hari ke depan. Hal ini untuk mencegah terjadinya aksi pencurian tali pocong seperti di Sidoarjo.
Penulis: HTW
Tonton video: