Dalam konteks pertemuan Jokowi dan tiga kandidat, bisa jadi ada opini yang dibangun bahwa mereka tidak sedang bersitegang. Presiden Jokowi misalnya, sempat dituduh sebagai pihak yang mengamini tradisi poltik dinasti gara-gara gagasan jabatan presiden tiga periode ditolak.
“Saya sangat berharap, meski ini bukan keharusan, Presiden bisa menjelaskan situasinya. Tentang Kaesang Pangarep yang kini jadi Ketua Umum PSI, dan Gibran Rakabuming Raka yang kini jadi calon wakil presiden mendampingi Prabowo, bahkan tudingan politik dinasti itu sendiri,” jelas Jokhanan.
Dalam komunikasi politik, dengan Presiden Jokowi mengatakan bahwa sebagai orang tua ia hanya mendoakan dan merestui langkah Gibran menjadi cawapres, ini bisa dimaknai sebagai menyetujui bahkan mendorong.
“Komunikasi politik kadang dimaknai apa yang terucap, dan ini tidak mengenal logika awam apalagi yang tersirat. Misal ada tokoh agama mendoakan salah satu capres gara-gara disambangi, maka besok akan muncul pendapat, oh kyai ini mendoakan si A jadi presiden,” terang Jokhanan lagi.
Tapi karena alasan apapun, kata Jokhanan, pertemuan Presiden dengan tiga calon ini menjadi catatan yang sangat positif. “Ini tradisi yang baik. Dan untuk urusan ini, Presiden Jokowi benar-benar patut dipuji,” pungkasnya.
Penulis: Hari Tri W
Comments 1