Pertemuan antara pemimpin politik yang berasal dari kubu berseberangan atau partai yang berbeda terjadi di banyak negara, termasuk di Amerika Serikat.
Jokhanan mencontohkan, setelah Pemilu 2016, presiden terpilih yakni Donald Trump bertemu dengan pesaingnya, Hillary Clinton di Gedung Putih. Langkah ini dilakukan untuk menunjukkan persatuan setelah pemilu yang sengit.
“Dan ini memberi kesan pada khalayak bahwa bangsa Amerika sedang dalam keadaan baik-baik saja,” tegasnya.
Di Amerika, terkadang, anggota Kongres dari partai yang berbeda bekerja sama dalam isu-isu tertentu. Contohnya adalah RUU reformasi imigrasi yang melibatkan anggota Kongres dari kedua partai, Partai Demokrat dan Partai Republik.
Jokhanan kemudian mengingatkan, persepsi masyarakat terhadap pertemuan ini akan sangat tergantung pada konteks politik, perilaku pemimpin yang terlibat, dan hasil dari pertemuan tersebut.
“Dalam banyak kasus, pertemuan seperti ini dapat membantu meredakan ketegangan politik dan membangun persepsi bahwa ada dialog bahkan kerja sama di antara berbagai pihak, tetapi hasilnya akan bergantung pada bagaimana pertemuan tersebut dijalankan dan apakah janji-janji atau kesepakatan konkret diikuti dengan tindakan yang konsisten,” jelasnya.
Membangun opini publik…..
Comments 1