Bacaini.ID, BLITAR – Penemuan lubang misterius di wilayah Desa Dawuhan, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar Jawa Timur, bukan hanya bikin heboh, tapi juga mengingatkan pada peristiwa Operasi Trisula 1968 Blitar Selatan.
Keberadaan lubang misterius berdiameter 1,5 meter dengan perkiraan kedalaman lebih dari 10 meter itu mengingatkan pada tempat sembunyi orang-orang Partai Komunis Indonesia (PKI) di Blitar Selatan.
Pada peristiwa Blitar Selatan 1968, gua alam maupun lubang buatan yang biasa disebut ruba-ruba (rumah bawah tanah atau rumah baru), terungkap jadi tempat berlindung para elit CC Partai Komunis Indonesia (PKI) beserta kader dan simpatisannya.
Gua dan ruba-ruba (rumah bawah tanah atau rumah baru) diketahui banyak berada di pematang dan kawasan sungai. Para pimpinan PKI yang bersembunyi di dalam gua dan ruba-ruba adalah ring kedua CC PKI.
Menggantikan peran DN Aidit, Njoto, Lukman, Letkol Untung Sutopo, termasuk Sjam Kamaruzzaman yang dilumpuhkan pada G30SPKI, mereka hijrah dari Jakarta ke Blitar Selatan pada akhir 1967.
Didorong tesis Kritik Oto Kritik (KOK) Sudisman, pimpinan lapis kedua ini mencoba menyusun kembali organisasi yang berantakan dan menyiapkan perlawanan.
Mereka mengambil konsep perlawanan bersenjata yang terinspirasi dari pemikiran tokoh komunis Tiongkok Mao Tse Tung, Desa Mengepung Kota.
Namun militer bergerak lebih cepat, massif dan sistematis. Rewang, salah satu pimpinan PKI berhasil diringkus hidup-hidup di Blitar Selatan pada 21 Juli 1968.
Kemudian Oloan Hutapea dan Ali Surachman yang tertembak mati setelah didahului perlawanan sengit. Konsep perlawanan gerilya dengan basis pada gua dan ruba-ruba di Blitar Selatan, gagal total.
Dikutip dari buku Tahun yang Tak Pernah Berakhir, gua-gua atau lubang ruba-ruba di kawasan Blitar Selatan sebagai tinggalan peristiwa 1968 tidak bisa dipastikan jumlahnya.
“Selain gua alam dan bikinan, ada juga lubang tempat perlindungan, baik untuk perorangan maupun kelompok, yang disebut sebagai ruba atau rumah baru atau rumah bawah tanah”.
Muyatno, seorang eks komunis berlatar belakang sarjana geologi yang ikut bersembunyi di Blitar Selatan menuturkan, gua-gua maupun ruba-ruba jadi tempat sembunyi dan sekaligus melancarkan perang gerilya.
Menurut dia dalam Tahun yang Tak Pernah Berakhir, apa yang disiapkan PKI di Blitar Selatan terinspirasi gerakan perlawanan rakyat Vietnam, Kamboja dan Korea Utara.
“Gua-gua ini masih dalam taraf untuk berlindung, bukan untuk berlawan. Mestinya gua-gua itu kita kembangkan sampai meluas sekali”.
Sementara itu, lubang misterius yang ditemukan pencari rumput pakan ternak di kawasan Sungai Kaliasat Kademangan itu, diketahui telah menghisap air dalam jumlah besar.
BPBD Kabupaten Blitar menguji coba dengan mengalirkan air sungai selama 5 jam ke dalam bibir lubang. Hasilnya seluruh air lenyap tak bersisa, tidak diketahui ke mana perginya.
“Bablas semua airnya,” ungkap Kepala Pelaksana BPBPD Kabupaten Blitar Ivong Berttryanto kepada wartawan Rabu (6/11/2024).
BPBD Kabupaten Blitar telah menyurati PVMBG untuk memastikan fenomena lubang misterius yang menghebohkan itu. Petugas PVMBG Bandung diketahui telah mendatangi lokasi lubang misterius.
Keterangan yang disampaikan PVMBG, lubang misterius itu merupakan sinkhole. Sinkhole bisa muncul secara alami maupun aktivitas manusia.
Sinkhole adalah fenomena lubang yang muncul akibat tanah amblas. Fenomena ini biasanya terjadi di kawasan bebatuan gamping (kapur) atau karst dan bukan penanda bencana alam.
Penulis: Solichan Arif