Bacaini.id, KEDIRI – Lontong Cap Go Meh menjadi kudapan wajib penutup perayaan Imlek. Kuliner asal Tionghoa ini telah beradaptasi dari bentuk aslinya di daratan China.
Jika kamu membayangkan Lontong Cap Go Meh seperti sekarang ini, tidak demikian dengan wujud aslinya. Di negeri asalnya, makanan ini dibuat daribola-bola tepung beras yang bernama yuanxiao.
Saat masuk ke Indonesia, yuanxiao langsung mengalami perubahan bentuk. Para perantau China yang masuk ke Pulau Jawa dan menikah dengan perempuan pribumi menggantinya dengan lontong. Hingga akhirnya tercipta racikan makanan yang terdiri dari opor ayam, sayur lodeh, sambal goreng hati, acar, telur pindang, bubuk koya, abon sapi, sambal, dan kerupuk sebagai paket Lontong Cap Go Meh.
Pada perayaan ini warga etnis Tionghoa ramai-ramai memasak dan menyantap Lontong Cap Go Meh. Acara makan ini kerap dilakukan bersama teman dan kerabat.
Perjalanan Cap Go Meh
Dalam rangkaian perayaan Imlek, Shi Wu Ye atau Shi Wu Ming atau Cap Go Meh (dalam dialek Hokkian: Cap Go Me) berarti malam kelima belas. Di malam bulan purnama itu perayaan tahun baru Imlek atau Sincia ditutup. Uniknya, meski menjadi penutup seluruh rangkaian Imlek, justru Cap Go Meh lah puncaknya.
Sejak Presiden RI Ke-4 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) mencabut PP No 14 Tahun 1967 dan warga Cunghua (Tionghoa) merdeka merayakan Imlek, Cap Go Meh menjadi bagian perayaan yang paling meriah.
“Pada perayaan Cap Go Meh semua saudara, kerabat akan berkumpul. Cap Go Meh merupakan puncak dari Imlek,“ kata Tjoe Sen Wang atau Halim Prayogo, pengurus Klenteng Tjoe Hwie Kiong Kediri.
Sesuai jadwal, Cap Go Meh akan jatuh pada tanggal 15 Februari 2022 malam nanti. Cara menghitungnya adalah hari penetapan Imlek ditambah 14 hari kedepan. Di malam menyambut bulan purnama itu, seluruh warga Tionghoa akan kembali berbondong bondong mendatangi Klenteng.
Tidak hanya berdoa, semua umat akan bersantap lontong sayur. Sebagaimana simbol ketupat yang dipakai umat muslim saat merayakan hari raya Idul Fitri. “Lontong itu memiliki beragam makna. Selain enak untuk opor, teksturnya yang lembut dan lengket akan merekatkan persatuan bangsa,” kata Halim.
Warga Tionghoa memang selalu lekat dengan simbol. Seperti naga yang disimbolkan kekuasaan dan macan sebagai perlindungan. Begitu juga warna merah sebagai kebahagiaan dan hijau sebagai kesuburan. Lontong yang berbentuk bulat diterjemahkan eratnya tali persaudaraan serta keluarga.
Ditambah sayuran dengan wadah piring, lontong Cap Go Meh juga ditafsirkan bersatunya seluruh keragaman. Lontong sayur Cap Go Meh tidak hanya untuk warga Tionghoa. Tapi juga dibagi bagikan kepada warga luar Klenteng.
Penulis: Hari Tri Wasono
Tonton video: