Bacaini.ID, KEDIRI – Di bandara Incheon Korea Selatan (Korsel), Bustanul Arifin seorang warga negara Indonesia (WNI), tiba-tiba melompat dari lantai 3.
Bustanul Arifin diketahui warga Desa Sukoharjo, Kecamatan Plemahan Kabupaten Kediri Jawa Timur. Ia tengah siap-siap melakukan perjalanan pulang ke tanah air.
Tubuh pekerja migran Indonesia (PMI) itu tiba-tiba mendarat keras dari lantai 3 terminal keberangkatan internasional bandara Incheon.
Warga Kediri itu dinyatakan meninggal dunia akibat bunuh diri.
“Jenazah dilarikan ke rumah sakit Inha University Hospital Funeral Hall,” ujar Menteri P2MI Abdul Kadir Karding kepada wartawan Jumat 4 Juli 2025.
Depresi dan Dipulangkan
Bustanul Arifin kembali bekerja di perusahaan Taein Co Korea Selatan pada Februari 2024.
Ia diketahui pertama kali bekerja di Korea Selatan pada Maret 2018 hingga April 2022. Pada Februari 2024 ia melanjutkan kerja di perusahaan yang sama.
Pada 27 Juni 2025, Bustanul Arifin dibebastugaskan dan dipulangkan ke Indonesia. Perusahaan memberi cuti untuk pemulihan dari depresi berat.
Sebelum dipulangkan, Bustanul Arifin diinformasikan merasa tertekan, tidak bergaul dengan rekan kerjanya dan lebih banyak menyendiri.
Belum diketahui pasti apa yang menyebabkan warga Kediri itu mengalami depresi berat.
“Tetapi sebelum keberangkatan, beliau melompat dari lantai 3 hingga lantai Basement B1 Bandara Incheon hingga meninggal dunia,” terang Menteri Karding.
Jenazah Bustanul Arifin tidak mendapatkan penangan otopsi lantaran aturan yang berlaku di Korsel. Kendati demikian kepolisian setempat tengah melakukan investigasi.
Polisi berusaha mencari tahu kemungkinan adanya faktor lain yang mengakibatkan korban meninggal dunia.
Jenazah Bustanul Arifin langsung dipulangkan ke tanah air dan diterima di terminal kargo Bandara Internasional Soekarno Hatta.
Jenazah dimakamkan di kampung halaman di Kabupaten Kediri.
Sejumlah warganet di media sosial menanggapi peristiwa dugaan bunuh diri di Bandara Korsel. Sorotan tertuju pada korban yang diinformasikan depresi.
Warganet berspekulasi depresi yang diderita korban ada kaitan dengan karakter masyarakat Korea Selatan yang dinilai rasis.
“karena korea adlh negara paling rasis no.1 di dunia..beda dg Indonesia,,” tulis akun @Dragonmonkey.
Penulis: Solichan Arif