Bacaini.ID, KEDIRI – Tidak lagi mendapatkan ereksi saat bangun di pagi hari menjadi tanda terjadinya gejala low testosteron.
Low testosteron biasanya juga diikuti merasa energi loyo, gairah seksual turun serta perut makin buncit meski tak banyak mengonsumsi makanan.
Testosteron merupakan hormon kunci yang membuat para pria di dunia diliputi perasaan bertenaga, fokus, dan maskulin.
Data kesehatan global 2025 menunjukkan 40% pria usia 40+ mengalami penurunan testosteron, dipicu oleh stres, kurang tidur, dan pola makan modern yang buruk.
Kenali Tanda-Tanda Low Testosterone
Testosteron rendah tidak hanya soal morning wood, ereksi spontan pagi, yang menghilang. Gejala lain yang sering muncul adalah:
• Energi drop, rasa lelah terus menerus walaupun tidak melakukan aktivitas yang menguras tenaga.
• Libido loyo, gairah seksual turun, bahkan pasangan seksi pun tak buat ‘mood’ naik.
• Sulit fokus, otak terasa berkabut, susah konsentrasi pada pekerjaan atau aktivitas lain.
• Berat badan naik, lemak di perut bertambah meskipun diet.
• Mood swing, mudah kesal, cemas, atau merasa ‘flat’ tanpa alasan jelas.
Ahli urologi mengatakan, ‘morning wood’ merupakan barometer kesehatan pria. Jika hilang, cek gaya hidup.
Jangan sampai terlambat menangani masalah yang terlihat sepele ini.
5 Cara Alami Boost Testosteron
Coba 5 kebiasaan ini yang terbukti ampuh dan ramah kantong untuk mendukung testosteron:
• Jemur Pagi di Sinar Matahari (15-20 Menit)
Sinar matahari pagi tidak hanya membuat mood bagus, namun juga meningkatkan vitamin D yang krusial untuk produksi testosteron.
Studi di Journal of Clinical Endocrinology mengatakan, pria dengan kadar vitamin D cukup punya testosteron 20% lebih tinggi.
Caranya: Jalan pagi atau duduk di teras sambil ngopi, 15-20 menit tanpa sunscreen.
Benefit lainnya, sinar matahari membantu atur ritme sirkadian, buat tidur lebih nyenyak yang dapat meningkatkan hormon.
• Makan Makanan Kaya Zinc & Lemak Sehat
Testosteron butuh ‘bahan bakar’ seperti zinc dan lemak sehat. Pria kekurangan zinc sering punya testosteron rendah.
Pilihan makanan: Daging merah (sapi tanpa lemak), kerang, telur, alpukat, kacang almond.
Hindari: Minyak biji (seed oils) seperti canola atau jagung, yang bisa ganggu keseimbangan hormon.
• Angkat Beban, Bukan Cuma Cardio
Latihan beban adalah ‘raja’ untuk meningkatkan testosteron.
Penelitian di Men’s Health Journal melaporkan, latihan beban 3-4x seminggu bisa menaikkan testosteron hingga 30% dalam 8 minggu.
Rekomendasi: Squat, deadlift, bench press (3 set, 8-12 repetisi).
Tip pemula: Mulai dengan dumbbell ringan, fokus teknik, bukan beban berat.
Hindari overtraining, karena justru akan meningkatkan kortisol, musuh testosteron.
• Tidur 7-8 Jam dan Matikan Gadget
Testosteron diproduksi paling banyak saat tidur, terutama di fase REM.
Kurang tidur atau scrolling HP sampai tengah malam membuat hormon ini anjlok.
Caranya: Matikan gadget 1 jam sebelum tidur, pakai mode malam, atau kacamata blue light.
Pro tip: Jaga kamar gelap dan suhu dingin (18-20°C) untuk tidur lebih pulas.
• Kelola Stres dan Jauhi ‘Porn Addiction’
Stres kronis dapat meningkatkan kortisol, yang mengganggu produksi testosteron.
Ditambah, kebanyakan nonton video porno bisa membuat dopamin crash, ini berpengaruh ke libido dan energi.
Solusi: Meditasi 10 menit/hari, journaling, atau olahraga ringan seperti jalan kaki.
Tip praktis: Ganti kebiasaan scrolling porn dengan hobi baru, seperti baca buku atau main alat musik.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika sudah mencoba cara-cara di atas selama 2-3 bulan namun gejala tak kunjung membaik, saatnya cek darah ke dokter.
Tes sederhana seperti kadar testosteron total, PSA (untuk prostate), dan vitamin D bisa memberi gambaran jelas.
Jangan sembarangan mencoba suplemen atau terapi hormon tanpa pengawasan dokter, karena risikonya bisa lebih besar, seperti gangguan jantung atau hati.
Low testosterone bukan akhir dunia, mulai dengan langkah kecil: jalan pagi, makan telur, atau matikan HP lebih awal.
Kombinasi kebiasaan ini tidak hanya buat testosteron naik, namun juga membuat pria lebih fit, fokus, dan percaya diri.
Penulis: Bromo Liem
Editor: Solichan Arif