Bacaini.id, BLITAR – Bupati Blitar Rini Syarifah merilis layanan hasil inovasi baru Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Blitar tahun 2024.
Layanan Disnakkan ini meliputi Café Layanan, Mobil Keliling, Outing Class Peternakan dan Perikanan, Aplikasi Satu data Disnakkan, serta Podcast D Nakan.
Dengan inovasi baru itu, kepala daerah yang biasa disapa Mak Rini itu berharap dinas peternakan dan perikanan mampu memberikan pelayanan prima (service excellent) kepada masyarakat.
Hal itu juga sekaligus untuk menepis anggapan segala urusan yang berhubungan dengan pemerintah akan bertele-tele atau ribet.
“Untuk itulah instansi pemerintah dituntut untuk menghadirkan inovasi pelayanan publik melalui upaya perbaikan serta penyederhanaan standar prosedur pelayanan masyarakat,” tutur Mak Rini dalam sambutanya Kamis (7/3/2024).
Acara launching Layanan Disnakkan Kabupaten Blitar berlangsung meriah. Selain dihadiri Bupati Rini Syarifah, terlihat hadir Asisten dan Kepala Dinas terkait beserta jajaran.
Dalam sambutannya Mak Rini menyinggung soal Blitar yang selama ini populer dengan adagium Kutho Cilik kang Kawentar (Kota kecil yang tersohor). Bagi Mak Rini sebutan itu bukan isapan jempol.
Faktanya Kabupaten Blitar memiliki potensi yang besar pada sektor peternakan dan perikanan. Sesuai data pemkab Blitar, populasi serta produksi peternakan dan perikanan di Blitar terus mengalami kenaikan.
Tercatat pada tahun 2023, jumlah total ternak di Kabupaten Blitar mencapai 344.000 ekor, yakni meliputi kambing, domba, babi, sapi potong, sapi perah dan kerbau.
Sementara produksi perikanan mencapai 20,4 ton atau meningkat 14,5 persen dibanding tahun 2022. “Besarnya potensi tersebut juga ditunjukkan dengan besarnya Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dari sektor pertanian yaitu sebesar 30 persen,” terangnya.
Menurut Mak Rini, kontribusi PDRB Kabupaten Blitar pada sektor pertanian lebih unggul dibanding sektor industri. Hal itu dikarenakan struktur ekonomi masyarakat Kabupaten Blitar masih tergantung pada sektor pertanian.
“Ketergantungan pada sektor pertanian jelas sangat bergantung pada alam sehingga sangat rentan dengan perubahan alam,” tambahnya.
Karena itu, hadirnya inovasi baru Layanan Disnakkan dinilai telah menemukan kontekstualnya, yakni terutama dalam membaca kebutuhan masyarakat saat ini.
Mak Rini mengapresiasi hal itu. Ia juga berharap Café Layanan Disnakkan mampu memberikan layanan prima yang mendasarkan pada konsep A3, yakni Attitude (sikap), Attention (perhatian) dan Action (tindakan).
Konsep A3 menurutnya harus berjalan beriringan agar masyarakat terlayani dengan baik. Di luar itu Disnakkan juga menyediakan layanan aktif melalui “mobil layanan keliling”.
“Mobil layanan ini menjawab kebutuhan masyarakat dengan datang langsung ke lokasi sesuai dengan aduan call centre masing-masing layanan,” terangnya.
Sementara untuk generasi muda penerus, Dinas Peternakan dan Perikanan menyediakan sarana Outing Class, yakni sarana pembelajaran anak-anak.
“Semoga dengan adanya berbagai inovasi pelayanan publik ini bisa memberikan inspirasi dan penyemangat kepada seluruh ASN agar selalu memberikan pelayanan terbaiknya kepada masyarakat, pungkasnya. (ADV)