Bacaini.ID, KEDIRI – Sejumlah pemerintah daerah telah memberlakukan larangan study tour siswa sekolah ke luar daerah.
Sejumlah insiden kecelakaan bus pariwisata jadi salah alasan pelarangan selain biaya study tour yang memberatkan wali murid.
Sebagai solusi, study tour ke luar daerah bisa diganti dengan berwisata ke daerah sendiri. Hal itu sejalan dengan konsep micro tourism.
Micro tourism atau wisata mikro juga dikenal sebagai wisata lokal atau wisata berbasis masyarakat.
Bentuk wisata yang fokus pada penjelajahan dan dukungan terhadap destinasi dan bisnis berskala kecil yang jarang dikunjungi orang.
Wisata mikro mendukung pemahaman dalam budaya, tradisi, dan cara hidup lokal.
Ini sering kali dilakukan melalui interaksi dengan penduduk setempat dan partisipasi dalam kegiatan masyarakat.
Tidak seperti wisata konvensional, yang biasanya dilakukan dengan berkunjungan ke tempat wisata populer, menginap di hotel, atau berbelanja di pasar seni.
Wisata mikro menekankan keberlanjutan, keaslian, dan hubungan dengan lingkungan.
Berwisata mikro artinya berinteraksi dengan lingkungan sekitar dan memberikan kontribusi positif terhadap tempat yang dikunjungi.
Berikut manfaat micro tourism, dikutip dari Plantrip:
• Pertumbuhan Ekonomi
Berwisata mikro dapat menghidupkan usaha kecil komunitas lokal. Merangsang pertumbuhan ekonomi daerah, terutama pedesaan dan daerah yang kurang mendapat layanan umum.
• Pelestarian Budaya
Meramaikan pariwisata lokal artinya mendukung praktik tradisional setempat yang dapat membantu melestarikan dan melanggengkan warisan unik suatu destinasi.
• Konservasi Lingkungan
Wisata mikro merupakan wisata berkelanjutan yang memperhatikan masyarakat setempat dan bertanggung jawab pada lingkungan.
Ini akan memberi kontribusi pada perlindungan lanskap alam dan keanekaragaman hayati.
• Pemberdayaan Masyarakat
Dengan melibatkan penduduk lokal dalam kegiatan pariwisata dan proses pengambilan keputusan, wisata mikro memberdayakan masyarakat untuk memiliki aset budaya dan alam mereka sendiri.
• Koneksi Sosial
Wisata mikro memupuk koneksi yang bermakna antara wisatawan dan penduduk lokal, mempromosikan pemahaman lintas budaya, empati, dan rasa saling menghormati.
Penulis: Bromo Liem
Editor: Solichan Arif