KEDIRI – Sejumlah kyai sepuh dan pengurus pondok pesantren Nahdlatul Ulama menggelar pertemuan khusus di Ponpes Lirboyo Kediri. Mereka mendorong pemerintah pro aktif dalam pembukaan pondok pesantren di masa pandemi.
Forum tertutup di aula Lirboyo ini dimoderatori oleh Katib Am PBNU KH. Yahya Cholil Staquf. Sejumlah Kyai Khos dari Jawa Timur dan Jawa Tengah hadir dalam pertemuan tersebut.
Diantaranya Rois Am PBNU KH. Miftahul Akhyar, KH. Anwar Mansur, KH. Kafabihi Mahrus, KH. Hasan Mutawakil Alallah, KH. Idris Hamid, KH. Agus Ali Masyhuri, KH. Anwar Iskandar, KH. Ubaidilah Faqih dan KHR. Azzaim Ibrahimy. Sedangkan dari Jawa Tengah hadir KH. Ubaidilah Shodaqoh dan KH. Muadz.
Dalam siaran persnya, pertemuan ini digelar sebagai respon atas dimulainya aktivitas belajar di beberapa pondok pesantren. Sementara sejumlah pesantren lainnya masih menghentikan kegiatan karena hambatan penerapan protokol Covid-19 yang dilakukan secara mandiri. Serta larangan dari pemerintah daerah masing-masing.
Pengasuh Ponpes Al Amien Ngasinan, KH. Anwar Iskandar mengatakan pandemi Covid-19 yang terjadi telah memukul perekonomian masyarakat, termasuk pondok pesantren. “Ketika manajemen kesehatan dan ekonomi tidak teratasi maka ancamannya adalah kerusuhan. Di lapangan, pesantren juga mengalami ancaman ekonomi. Maka perlu disuarakan dengan bijak dan arif agar kebijakan anggaran pemerintah berpihak pada pesantren,” tegasnya.
KH Hasan Mutawakil Alallah dari Pesantren Zainul Hasan Genggong berharap pesantren diberikan kebijakan independen untuk membuka atau menutup aktivitasnya. Hal ini sesuai dengan kebijakan PWNU Jawa Timur yang memberikan wewenang otonom kepada pondok pesantren.
Sementara itu Rois Am PBNU KH. Miftahul Akhyar memberikan penegasan khusus kepada pemerintah. Menurutnya pembukaan pesantren harus mendapat dukungan penuh pemerintah. “Relasi hubungan dengan pemerintah harus saling percaya, saling memberi dan mendukung,” pesannya.
Usai bertukar pandangan, para kyai sepuh mengambil tiga kesepakatan sikap bersama:
- Memberikan dukungan penuh kepada pesantren yang membuka kembali aktifitas pesantrennya dengan petunjuk protokol kesehatan yang ketat.
- Meminta kepada LAZISNU yang selama ini sudah bergerak dengan gerakan filantropinnya yang luar biasa untuk menciptakan skema bantuan yang fokus membantu pesantren dalam menerapkan protokol kesehatan.
- Mendorong Pemerintah untuk lebih menekankan pada kebijakan kuratif dalam program penangan covid-19 seperti membangun sarana fasilitas kesehatan yang lebih baik.
Katib Am PBNU KH. Yahya Cholil Staquf memberi catatan khusus tentang dukungan pemerintah kepada pesantren. “Kita jangan hanya bicara cluster tapi bicaralah tentang dukungan fasilitas kepada pesantren. Itu yang kita upayakan,” katanya. (*)