Bacaini.id, KEDIRI – Seorang mahasiswi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya melahirkan gagasan kreatif dan inovatif di bidang fesyen hijab yang diberi nama Ulitha Hijab. Yang lebih membanggakan, mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat ini berasal dari Kediri.
Chofifah Ayu Kusumaningtyas, menggagas inovasi fesyen muslim, terutama hijab dengan tujuan untuk membangkitkan kesejahteraan penjahit lokal sekaligus mengenalkan budaya Nusantara. Saat ini, dia tengah megikuti Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW) 2022 yang diselenggarakan oleh Dikti dan berhasil lolos tahap pendanaan.
“Disamping itu, sekarang saya bersama dua rekan mahasiswa yang lain, Azka Chusniah Fitrah dan Lidya Ayu Sukmawandira, dibimbing oleh Dosen Diansanto Prayoga sedang melakukan tahap pelaksanaan rencana pengembangan usaha yang sudah disusun sebelumnya,” kata Chofifah, Sabtu, 8 Oktober 2022.
Menurutnya, kegiatan tersebut nantinya akan bermuara pada Kewirausahaan Mahasiswa Indonesia (KMI) Awards yang akan diselenggarakan pada tanggal 23-25 November 2022 di UPN Veteran Surabaya.
Perempuan berhijab itu bercerita bahwa telah menggeluti usaha dibidang fesyen muslim terutama hijab sejak tahun 2020 lalu. Ulitha Hijab memiliki produk utama berupa dialy hijab. Namun dalam perkembangannya, Chofifah bersama tim berkeinginan untuk meningkatkan inovasi agar lebih menarik dan memiliki cultural value.
Untuk itu, dalam program kewirausahaan ini, dia bersama tim mengusung tema “Nusantara Bercerita dalam Selembar Hijab”. Bukan tanpa alasan, karena menurut mereka, saat ini masih jarang sekali hijab printing lokal yang menggunakan motif nusantara.
“Kebanyakan lebih memilih tema flora atau keindahan kota di mancanegara. Padahal kalau kita mau mengenal nusantara lebih dekat lagi, pasti tidak kalah menarik dan tidak kalah indah,” terangnya.
Chofifah mengungkapkan bahwa hingga saat ini, usaha yang dijalankannya itu telah berhasil memproduksi ribuan hijab dan telah dipasarkan hingga ke berbagai pulau di Indonesia. Meski begitu, perjalanan usaha ini bukan tanpa kendala, salah satunya karena bisnis ini dirintis bersamaan dengan mewabahnya Covid 19.
Saat itu, Chofifah dan timnya sempat mengalami kendala, karena proses produksi dan pemasaran menjadi terganggu. Kendala itu tidak membuat mereka menyerah dan malah merasakannya sebagai tantangan tersendiri. Mereka melakukan evaluasi dan perbaikan sembari menunggu situasi berangsur normal.
“Sebagai pemula, pandemi tentu membuat kami cukup kesulitan untuk beradaptasi, sehingga kami terpaksa berhenti produksi selama lima bulan. Selama itu juga kami terus mengevaluasi produk hijab yang sudah kami pasarkan. Kemudian bulan Agustus 2020, kami mulai kembali proses produksi dengan pembaruan kualitas hijab dan perluasan market online,” bebernya.
Lebih lanjut, Chofifah berharap keberhasilannya dalam membangun inovasi wirausaha ini tidak hanya sampai di sini. Mereka memiliki harapan untuk dapat merealisasikan rencana pengembangan selanjutnya sekaligus dapat terus melahirkan inovasi baru dalam bidang fesyen muslim.
“Dalam proyek pengembangan usaha ini, saya dan tim berharap bisa lolos ke tahap final dan bisa mengharumkan nama Unair dengan meraih juara KMI Award 2022 bulan November mendatang. Saya juga berharap usaha yang sedang kami rintis ini bisa semakin berkembang dengan melahirkan inovasi-inovasi baru, khususnya fesyen muslim,” tandasnya. (nvr)