Bacaini.ID, KEDIRI – 45 tahun yang silam atau tepatnya 20 Februari 1979, gempa disertai dentuman keras mengguncang warga Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.
Sebagian besar wilayah Kecamatan Batur diketahui berada di kawasan Gunung Dieng, di mana beberapa kawah gunung berada di dekatnya.
Dilansir dari Portal Literasi Sejarah Bencana, gempa yang terjadi adalah awal erupsi kawah Sinila dan kawah Sigluduk yang jaraknya berdekatan.
Gempa terus menerus membuat kawah Timbang mengalami reaktif. Kawah-kawah Dieng tersebut berada di Kecamatan Batur.
Semburan material padat dari kawah Sinila dan Sigluduk memicu kawah Timbang melepaskan gas ke udara, yang sebelumnya terperangkap dalam tanah.
Gas berbahaya itu menyembur melalui retakan yang terjadi akibat gempa.
Gas karbon dioksida dan kemungkinan hidrogen sulfida atau metana dalam konsentrasi tinggi menyebar ke udara terbawa angin.
Ribuan warga Batur berbondong-bondong menyelamatkan diri. Mereka tidak sadar, selain semburan material padat gunung berapi, ada gas beracun yang mengintai.
Gas yang tidak kasat mata dan tidak berbau. Ratusan warga yang hendak menyelamatkan diri dari erupsi kawah, mendadak lemas.
Peristiwa ini terjadi di SD Kepucukan yang lokasinya berada di jalan utama. Dihimpun dari berbagai sumber, sebanyak 147 warga tewas yang sebelumnya didahului tiba-tiba lemas.
Belakangan terungkap di sekitar lokasi SD Kepucukan terdapat retakan tanah, yang diduga jadi pintu keluar gas beracun.
Jumlah total korban meninggal dunia dalam tragedi ini sebanyak 149 jiwa.
Pasca Tragedi
Tragedi Sinila merupakan salah satu bencana alam paling memilukan di Indonesia. Namun dari tragedi ini, pemerintah Indonesia mulai menyadari pentingnya mitigasi bencana geologi yang lebih serius.
Pemerintah mulai meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat pada daerah-daerah rawan bencana terutama bencana geologi.
Pemantauan aktivitas vulkanik pun ditingkatkan.
Desa Kepucukan yang lokasinya paling dekat dengan kawah, dihapus secara administratif di mana sebagian besar penduduknya bertransmigrasi ke Sumatra.
Pasca tragedi itu Desa Kepucukan Kabupaten Banjarnegara tidak lagi boleh ditinggali lantaran adanya potensi bahaya yang sangat besar.
Penulis: Bromo Liem
Editor: Solichan Arif