Bacaini.id, TULUNGAGUNG – Cerita tentang hantu penunggu gedung sekolah sering kita dengar di masyarakat. Salah satunya terjadi di Madrasah Aliyah Tulungagung.
Kisah nyata ini diceritakan Zahedi, alumni sekolah tersebut yang mengalami kejadian horor beberapa tahun silam. Cerita bermula ketika Zahedi yang duduk di kelas VIII jurusan IPS tengah mempersiapkan kegiatan ekstrakurikuler. Waktu menunjukan pukul 14.30 WIB saat dia beranjak ke sekretariat organisasi.
“Hampir setiap hari saya selalu ada kegiatan ekstrakulikuler. Bahkan biasanya saya pulang malam,” kata Zahedi kepada Bacaini.id, Kamis, 23 Juni 2022.
Hari itu Zahedi sudah berkemas untuk pulang usai menyelesaikan pekerjaan di sekretariat. Langit mulai gelap.
Saat beranjak pulang, dia dihampiri teman organisasinya bernama Fitri dan Ahmad. Mereka merundingkan program kerja esok hari.
Selang beberapa saat diskusi itu selesai. Mereka sepakat untuk pulang. Ketika hendak berdiri, mereka merasakan hal aneh. Tiba-tiba ada angin berhembus kencang ke dalam sekretariat. Bulu kuduk Zahedi berdiri. “Padahal ruang itu jauh dari pintu,” katanya.
Belum hilang kekagetan mereka, Zahedi dan Ahmad terpekik melihat Fitri. Siswi itu terlihat memejamkan mata dan tak sadarkan diri.
Spontan keduanya mengguncang tubuh Fitri agar terbangun. Upaya itu berhasil. Fitri membuka mata dan berdiri. Dia menyanyikan lagu Jawa dengan suara yang berbeda.
Zahedi lantas bertanya kepada Fitri apa yang sedang dilakukan. Tapi Fitri malah tertawa melengking dan kemudian terjatuh. Namun tak lama dia kembali membuka mata dan duduk bersila. Suaranya berubah menjadi laki-laki.
“Kenapa masih di sekolah, bukannya ini sudah malam. Hati-hati di sini banyak jin yang suka menggangu, cepat pulang,” kata Fitri dengan suara laki-laki.
Ahmad dan Zahedi tersentak. Belum sempat mereka menjawab, Fitri kembali berbicara dengan suara nenek. Tak jelas apa yang diucapkan. Namun terdengar suara langkah kaki di bagian belakang ruangan itu. Saat makin mendekat, terdengar ketukan dari balik ruangan yang mereka tempati.
“Waktu itu sangat kacau sekali. Kami sangat ketakutan dan hanya bisa berdoa. Tapi Fitri malah meminta saya untuk melihat sumber suara di ruangan sebelah,” kata Zahedi.
Khawatir dengan kondisi Fitri yang tak kunjung sadar, Zahedi menuruti permintaan itu. Dia memberanikan diri melihat ruang sebelah.
Saat membuka pintu, Zahedi nyaris pingsan. Dia melihat penampakan yang tak pernah dibayangkan sebelumnya. Tampak kuntilanak berpakaian merah sedang duduk di sudut ruangan. Zahedi berteriak dan berlari sekencang-kencangnya kembali ke ruang sekretariat.
Anehnya, saat kembali di sana, Fitri sudah tersadar dan menangis histeris. Setelah itu dia minta untuk diantar pulang. Sedangkan Ahmad melaporkan kejadian itu kepada guru mereka.
“Keesokan harinya Waka Kesiswaan meminta seluruh murid untuk berdoa bersama sebelum pelajaran dimulai. Setelah itu kami bertiga dipanggil untuk mencari tahu kronologi sebenarnya,” tutup Zahedi.
Penulis: Setiawan
Editor: HTW
Tonton video:
Comments 1