Bacaini.id, BANGKALAN- Kasih sayang nenek Tipatma kepada anak dan cucunya tak bisa terlukiskan. Di usia senjanya, dia harus terus merawat buah hatinya yang mengalami keterbatasan fisik.
Nenek berusia 70 tahun itu hidup satu atap bersama ketiga anaknya di Desa Klapayan, Kecamatan Sepulu, Kabupaten Bangkalan. Mereka adalah Tijeh (47), Kulsum (34) dan Toyyibeh (32) yang merupakan penyandang tuna rungu dan tuna wicara.
Tak hanya ketiga anaknya, tubuh renta perempuan tua ini dipaksa terus kuat untuk merawat Musarrofah. Cucu perempuannya yang berusia 17 tahun itu mengalami kelumpuhan sejak lahir.
Musarrofah menderita Cerebral Palsy atau gangguan kelumpuhan otak yang membuatnya hanya bisa berbaring di atas tempat tidur di hunian neneknya yang terbilang sederhana.
Penderitaan keluarga ini tidak berhenti sampai di sini. Mereka masih harus merasakan sulitnya perekonomian. Jangankan berobat ke rumah sakit, untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari saja mereka sangat terbatas.
Perjalanan hidup nenek Tipatma hingga menginjak usia senja sekarang ini memang sangat berat, terlebih sejak suaminya meninggal dunia. Perempuan lansia ini harus menjadi orang tua tunggal sekaligus tulang punggung keluarga. Setiap hari nenek Tipatma banting tulang mencari nafkah untuk menghidupi ketiga anaknya waktu itu sampai menginjak usia dewasa.
Meski mengalami keterbatasan, kondisi fisik ketiga anaknya masih sehat. Setidaknya, setiap hari mereka masih mampu beraktivitas membantu ibunya mencari rumput untuk pakan hewan ternak satu ekor sapi yang dipelihara bahkan menjadi salah satu tumpuan untuk bertahan hidup.
Beratnya kehidupan nenek Tipatma terungkap setelah tim dari Sistem Layanan Rujukan Terpadu (SLRT) Dinas Sosial Kabupaten Bangkalan melakukan pendataan warga miskin di Kecamatan Sepulu sejak Selasa, 2 Agustus 2022 lalu. Temuan ini tersebar di media sosial hingga sampai pada Kementerian Sosial RI.
Mensos RI, Tri Rismaharini pun datang ke rumah nenek Tipatma untuk melihat langsung kondisi keluarga penyandang disabilitas yang tinggal di pedalaman Bangkalan. Meski kondisi ini tidak hanya ada di Bangkalan, namun keluarga nenek Tripatma akan menjadi prioritas penanganan.
“Kita dahulukan di sini, karena ini bukan sekedar miskin, tapi dia mempunyai kekurangan, dia disabilitas. Jadi itu yang kami prioritaskan untuk kita datangi,” kata Risma saat berada di dirumah nenek Tipatma, Jumat, 05 Agustus 2022.
Mantan Wali Kota Surabaya ini juga menyerahkan beberapa bantuan, diantaranya makanan khusus bagi penyandang disabilitas untuk empat orang selama satu bulan, renovasi rumah, pemberian bibit dan alat pertanian, serta seekor sapi betina.
“Permintaannya memang sapi, karena punya sapi jantan, tidak punya betina. Ini kita kasih sapi perempuan,” imbuhnya.
Risma mengatakan bahwa rumah nenek Tipatma akan diperbaiki secara gotong royong. Dia berkeyakinan bahwa orang Madura masih memiliki jiwa sosial, termasuk mau bergotong royong membantu tetangga atau kerabat yang membutuhkan termasuk saat melakukan perbaikan rumah.
“Tadi disepakati, kita akan perbaiki rumah ini dan nanti pelaksanaannya dilakukan secara gotong royong. Itu kelebihan di Madura, gotong royong, dan saya tidak perlu minta. Saya yakin itu bisa, kalau ada perbaikan rumah di Madura bisa dilakukan dengan gotong royong,” pungkasnya.
Penulis: Rusdi
Editor: Novira