Bacaini.id, BLITAR – Gunung Butak disebut sebagai salah satu gunung angker di Jawa Timur. Suara aneh hingga penampakan sosok astral kerap dialami pendaki gunung.
Berada di perbatasan Blitar-Malang, gunung dengan ketinggian 2.868 Mdpl itu banyak disasar pendaki pemula. Meski begitu, Gunung Butak dikenal dengan keangkeran yang tidak kalah horor dibandingkan dengan gunung lain di sekitarnya.
Yuda Irawan, seorang pendaki asal Kabupaten Blitar menjadi saksi angkernya Gunung Butak. Dia masih ingat betul, mendengar suara gamelan ketika mendaki Gunung Butak via Sirah Kencong pada 15 Juni 2019 lalu. “Itu pendakian pertama, jadi saya masih benar-benar ingat kejadian itu,” kata Yuda kepada Bacaini.id, Kamis, 10 Agustus 2023.
Saat itu Yuda bersama empat orang temannya memulai pendakian sekitar pukul 13.00 WIB. Tidak ada yang salah dengan pendakian pertamanya. Rute awal dilaluinya dengan perasaan senang. Mendaki gunung ternyata sangat seru, pikir Yuda kala itu.
Sebagai pendaki pemula, Yuda bersama rombongan berjalan dengan santai dan hati-hati. Butuh waktu cukup lama hingga akhirnya mereka sampai di Pos 1 pendakian. Mereka sempat singgah sejenak untuk sekedar minum lalu segera melanjutkan perjalanan.
Perjalanan menuju pos selanjutnya terasa lebih berat bagi Yuda, padahal baru beberapa meter dia berjalan meninggalkan Pos 1. Keinginannya untuk beristirahat pun urung disampaikan kepada teman-temannya. “Saya diam saja, sungkan mau bilang teman-teman. Apalagi hari sudah semakin sore,” akunya.
Terus berjalan, mata Yuda berbinar saat Pos 2 pendakian sudah tampak dari kejauhan. Tanpa disadari, hal ganjil sudah menunggu mereka di sana.Mereka sampai di Pos 2 sekitar setelah Ashar. Sayangnya, di pos itu lah kejadian ganjil harus dirasakannya, sendirian.
“Di Pos 2 itu saya dengar ada suara gamelan, sangat dekat dan jelas. Saya pikir karena belum begitu jauh, mungkin suara itu dari pemukiman warga. Tapi waktu saya tanya, ternyata teman-teman tidak ada yang dengar,” cerita Yuda.
Seketika bulu kuduk Yuda meremang, ketiga temannya tiba-tiba diam membisu hanya mengajak untuk melanjutkan perjalanan. Yuda dkk berjalan dalam diam. Sunyi mengiringi perjalanan mereka menyusuri jalan setapak yang semakin lama semakin sempit.
Di tengah kegelapan, Yuda merasa banyak mata mengintip dari balik rerimbunan pohon. Selain itu, dia juga merasa ada sosok yang mengikuti dari belakang selama perjalanan. Suasana benar-benar mencekam malam itu.
“Entah parno sendiri atau apa, kayak lihat sekelebat-sekelebat, tidak tahu itu apa. Selama perjalanan naik dari pos 2 itu rasanya ada yang mengikuti dari belakang. Saya juga tidak berani nengok,” ungkapnya.
Tidak seperti yang dilakukannya ketika mendengar suara gamelan sebelumnya, kali ini Yuda menyimpan sendiri rasa penasarannya. Teman-temannya juga tidak bertanya lebih jauh soal suara gamelan yang hanya didengar oleh Yuda.
“Baru saat di basecamp, teman saya tanya. Saya cerita semuanya, ternyata cuma saya sendiri yang mengalami itu semua. Tapi mereka bilang, itu lumrah. Saya sendiri juga mikir, namanya juga di gunung,” tandasnya.
Penulis: Aziz
Editor: Novira