Bacaini.ID-Kediri. Kisah tragis karena perbuatannya yang menyimpang dan kemudian mendapat hukum dari Tuhan menimpa kaum Sodom. Kaum Sodom yang hidup pada jaman Nabi Luth A.S (versi Islam) atau sebutan Lot (Alkitab/Injil). Nabi Luth A.S atau Lot adalah keponakan dari Nabi Ibrahim A.S yang diangkat sebagai rasul.
Kota Sodom terletak di dekat Laut Mati dan dikenal dengan perilaku homoseksualitas yang menyimpang serta berbagai tindakan amoral lainnya. Berdasarkan penelitian dan penemuan arkeologis, lokasi Kota Sodom diyakini berada di sebelah timur Sungai Yordan, yang kini dikenal sebagai negara Yordinia, perbatasan antara Israel dan Yordania.
Bukti arkeologis dan geografis menunjukkan bahwa Sodom dan Gomorrah ditemukan di Bab edh-Dhra dan Numeira, yang berada di dekat ujung utara Laut Mati. Dalam Alkitab, lokasi ini disebut sebagai sebagai “ha-kikkar” atau “the Disk”, sebuah dataran subur yang disebutkan dalam Kitab Kejadian (Genesis 13).
Bukti arkelogi tentang Tall el-Hammam yang dianggap sebagai kandidat terkuat untuk lokasi kota Sodom karena adanya bukti kebakaran yang intens di fondasi dan lantai, dengan pecahan tembikar yang terbakar, suhu kehancuran diperkirakan melebihi 2.000°F, menunjukkan adanya penghancuran yang bersifat katastrofik dan terdapat pola ledakan melingkar selebar 8 mil yang terlihat melalui citra satelit Google Earth.
Arkeologi asal Inggris bernama Graham Harris dan timnya menemukan banyak lapisan lahar dan batu basal bukti pernah terjadinya letusan gunung Merapi dan gempa yang sangat dahsyat luar biasa di kota Sodom. Temuan ini diperkuat oleh peneliti dari Jerman, bernama Werner Keller yang menyebutkan bahwa di Lembah Siddim, terjadi gempa bumi dahsyat di tepi Gunung Taurus yang memanjang sampai Gunung Arabia ke Teluk Aqaba. Warner dan timnya memprediksi kalau Kota Sodom masuk ke dalam jurang yang sangat dalam diikuti dengan letusan petir, gas alam dan munculnya lautan api yang sangat luas.
Sedangkan dalam Bab edh-Dhra dan Numeira, berada di dekat Laut Mati, di tepi selatan Wadi Kerak. Dan diidentifikasi sebagai situs kota Zaman Perunggu Awal, termasuk di dalamnya kota Sodom. Ditemukan lapisan kehancuran dan tanda-tanda pengendapan garam di lokasi ini. Waktu penghancuran Bab edh-Dhra sekitar 2350 SM dan Numeira sekitar 2600 SM.
Kaum Sodom yang berbuat keji, melakukan penyimpangan seksual dan menolak dakwah atau ajakan kebaikan yang disampaikan oleh Nabi Luth A.S atau Lot untuk meninggalkan perbuatan amoral tersebut. Justru seruan kebaikan tersebut dibalas dengan ejekan dan ancaman dari kaum Sodom, terlebih akibat pengkhianatan istri Nabi Luth sendiri yang memihak kaum Sodom.
Kaum Sodom bahkan menantang Luth untuk mendatangkan azab Allah jika ia memang benar. Azab Allah datang dalam bentuk gempa bumi yang membalikkan kota Sodom dan hujan batu dari tanah terbakar.
Sebelum azab diturunkan, malaikat dalam rupa pemuda tampan mendatangi Luth untuk memberi peringatan, namun istri Luth yang berkhianat dan membocorkan informasi tersebut dihukum bersama kaum Sodom. Saat Nabi Luth A.S berpesan kepada istrinya jangan menengok kebelakang saat pergi dari Kota Sodom, ternyata istrinya melanggar sehingga menjadi tiang garam, hanyut dan tenggelam bersama kaum Sodom.
Pesan Moral dari kisah yang diceritakan dalam dua kitab suci ini adalah peringatan mengenai konsekuensi dari perilaku keji, pembangkangan terhadap Tuhan dan pentingnya kembali ke jalan yang benar serta tidak mengabaikan ajakan pada kebenaran.
Referensi kisah ini di Al-Quran Surat Al-Anbiyaa’ dan Al-Qamar, sedangkan dalam Alkitab dalam Kitab Kejadian pasal 19:1-28. Kisah Kota Sodom yang dihukum karena perilaku seks menyimpang, termasuk homoseksualitas.
Alkitab menceritakan kedatangan dua malaikat di Sodom dan peringatan mereka kepada Lot (Nabi Luth A.S) tentang kehancuran yang akan datang. Penduduk Sodom mengepung rumah Lot dengan maksud jahat terhadap tamunya yang merupakan malaikat yang menyamar sebagai manusia.
Penulis : Danny Wibisono
Editor : Hari Tri Wasono