Bacaini.id, KEDIRI – Kampung Inggris merupakan salah satu destinasi wisata edukasi di Kabupaten Kediri yang terkenal di seluruh nusantara. Dengan banyaknya lembaga kursus bahasa inggris, Kampung Inggris menyabet dua penghargaan dari Museum Rekor Indonesia atau MURI.
Rekor MURI yang berhasil dicapai destinasi wisata edukasi yang berada di Desa Tulungrejo, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri tersebut adalah dengan berdirinya sekitar 166 lembaga kursus bahasa asing di sana. MURI juga mencatat Muhammad Kalend Osen sebagai pribadi perintis Kampung Inggris di Indonesia.
Penghargaan tersebut diraih Kampung Inggris bersamaan dengan penutupan program Kampung Inggris Mengajar (KIM) yang digelar oleh Forum Kampung Bahasa (FKB). Program KIM digelar dalam rangka membangkitkan kembali peran dan fungsi vital serta brand Kampung Inggris setelah pandemi Covid 19 melumpuhkan Kampung Inggris secara masif.
Pogram tersebut telah berlangsung mulai 31 Oktober 2022 hingga 26 November 2022 dengan tempat pembelajaran yang tersebar di berbagai sudut Kampung Inggris. Program KIM ini juga melibatkan kurang lebih sebanyak 129 lembaga kursus bahasa asing di sana.
Humas KIM, Agus Tri Winarso mengatakan program ini merupakan program pembinaan bahasa inggris bagi pedagang kaki lima, tukang ojek, pemilik kos-kosan dan masyarakat lokal lainnya yang ada di Kampung Inggris.
“Tujuan program KIM ini untuk membuat seluruh lapisan masyarakat di Kampung Inggris bisa menggunakan bahasa inggris dalam kehidupan sehari-hari,” kata Agus pada hari terakhir penyelenggaraan KIM di Kampung Inggris Pare, Sabtu, 26 November 2022.
Menurutnya, jika tujuan dari program tersebut dapat tercapai, maka peserta KIM dapat ikut serta mengenalkan Kampung Inggris di luar daerah. Secara otomatis, hal itu akan menjadi daya tarik untuk mendatangkan lebih banyak lagi pelajar dari luar daerah.
Lebih lanjut, Agus menyebutkan bahwa program KIM tahun 2022 ini diikuti oleh ribuan warga Desa Tulungrejo dan Desa Pelem dan dibagi menjadi 60 kelompok belajar yang tersebar di masing-masing RT dan lembaga kursus sekitarnya.
“Program KIM berlangsung sekitar satu bulan. Harapannya, untuk mengenalkan dan menarik minat pelajar dari luar daerah, sehingga peserta KIM ini juga turut berkontribusi menggerakkan roda perekonomian masyarakat Kabupaten Kediri, khususnya masyarakat Kecamatan Pare,” paparnya.
Agus menambahkan, dalam kegiatan penutupan ini juga digelar English Bazar dengan melibatkan 150 pedagang dari peserta KIM. Bazar ini berlangsung dengan konsep transaksi jual beli menggunakan bahasa inggris, baik pedagang, maupun pembeli.
“Tujuannya untuk melatih para penjual dan pembeli sekaligus membiasakan penggunaan bahasa inggris dalam kehidupan sehari-hari,” tambahnya.
Sementara itu, dalam penutupan kegiatan KIM, kolaborasi Forum Kampung Bahasa bersama MURI mencatatkan rekor historis dan iconic terhadap sejarah Kampung Inggris di Indonesia. Dalam hal ini, Muhammad Kalend Osen tercatat sebagai pribadi perintis Kampung Inggris di Indonesia.
Rekor Muri juga diberikan kepada desa di Kecamatan Pare yang memiliki lembaga kursus dan pelatihan bahasa asing terbanyak. Penghargaan diserahkan oleh Sri Widayati, perwakilan MURI yang hadir secara langsung di Kampung Inggris Pare.
Dalam sambutannya, Sri Widayati menyampaikan bahwa sebelumnya, Kabupaten Kediri juga telah menyabet penghargaan MURI. Disebutkan diantaranya pembagian inventaris sepeda terbanyak oleh desa terbanyak, pelayanan KB MOW terbanyak dan sajian dawet lele terbanyak.
“Kabupaten Kediri sudah beberapa kali mendapat penghargaan MURI dan hari ini kembali mencatat rekor melalui Kampung Inggris Pare, bahkan ada dua rekor sekaligus,” ujar Sri Widayati.
Sebagai informasi, lembaga kursus bahasa inggris di Pare pertama kali didirikan oleh Muhammad Kalend Osen pada tahun 1977 dengan nama Basic English Course (BEC). Seiring berjalannya waktu, para siswa lulusan BEC mendirikan lembaga kursus di wilayah sekitar dan terus berkembang.
Bahkan sampai saat ini, di Kampung Inggris juga terdapat lembaga kursus bahasa asing lainnya, seperti bahasa Arab, Mandarin, Turki, Jepang dan Jerman.
Penulis: AK.Jatmiko
Editor: Novira