Bacaini.id, BANGKALAN – Kerajinan tas tali agel mampu menarik perhatian para pecinta dan kolektor tas. Tak hanya di dalam negeri, produk rajutan asal Bangkalan, Madura ini sudah merambah pasar di Negeri Sakura, Jepang.
Daun Kobel bahan dasar tali agel, bentuknya mirip dengan daun pandan, tidak begitu lebar tapi memanjang. Di Bangkalan daun ini hanya dijumpai di dua wilayah, yakni Kecamatan Sepulu dan Kokop.
Awalnya warga setempat tak menyadari jika tali agel memiliki nilai ekonomi tinggi. Sebab, mereka hanya memanfaatkan daun kobel untuk kebutuhan tali, seperti tali pengikat bambu, tali layangan juga tali tambatan perahu atau kapal.
Namun, tali agel kini sudah dikembangkan menjadi berbagai produk kerajinan, seperti tas rajutan topi, keranjang baju kotor, vas bunga, taplak meja hingga keranjang air mineral kemasan gelas dan pajangan dinding.
Untuk mendukung sekaligus mengembangkan kreativitas para perajut dan pengrajin tali agel saat ini, Pemerintah Kabupaten Bangkalan memberikan fasilitas dengan mengadakan pelatihan bagaimana caranya menggunakan teknik makrame.
“Dalam pelatihan ini kami menggandeng kampus ITS (Institut Teknologi Sepuluh Nopember) Surabaya,” ungkap Wakil Bupati Bangkalan, Mohni, saat kegiatan pelatihan di Aula Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja, Kamis, 18 Agustus 2022.
Menurutnya, meskipun berbahan daun yang tumbuh di perkebunan, hasil kerajinan ini memiliki nilai jual tinggi ketika sudah menjadi kerajinan, khususnya tas. Sehingga pelatihan ini dinilai perlu agar para pengrajin tali agel memiliki kreativitas lebih untuk mengembangkan produknya.
“Kita beri pelatihan, tambahan ilmu dan teknik, sehingga nanti hasilnya lebih berkualitas, dalam arti produknya lebih bagus,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten Bangkalan, Salman Hidayat mengatakan jika penjualan tas tali agel sudah merambah pasar internasional. Pengirimanya disesuaikan dengan jumlah pesanan yang bisa dibilang cukup banyak.
“Sudah dikirim ke beberapa daerah di Indonesia. Selain itu rata-rata ada sekitar 1.500 tas yang dikirim ke Jepang setiap tahunnya,” imbuh Salman.
Penulis: Rusdi
Editor: Novira