Bacaini.ID, KEDIRI – Sidang kabinet paripurna yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmen pemerintah dalam penanganan bencana banjir dan longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Presiden juga memastikan kelanjutan program strategis nasional di bidang pangan, pendidikan, dan kesehatan yang telah berjalan.
Lebih dari 50.000 personel gabungan TNI dan Polri dikerahkan untuk membantu korban bencana. TNI menurunkan 35.470 personel, sementara Polri menugaskan 10.999 personel di tiga provinsi. Dukungan alutsista meliputi 82 pesawat, 36 helikopter, dan 20 KRI.
Pemerintah juga membangun 50 jembatan Bailey (7 sudah selesai), menyiapkan 1.000 unit alat berat, 21 dapur lapangan, serta 91 posko tanggap bencana. Anggaran operasional mencapai Rp 268 miliar, ditambah solidaritas daerah lain sebesar Rp 46 miliar.
Pemerintah mencatat 139.485 rumah terdampak dalam musibah ini, dengan kerusakan terparah di Aceh. Sektor pendidikan juga terguncang, dengan rincian; 3.274 sekolah rusak, 276 ribu siswa dan 25 ribu guru terdampak.
Selain itu sebanyak 41 rumah sakit sempat lumpuh, meski sebagian besar sudah beroperasi kembali. Pemerintah menerjunkan 600 relawan medis untuk mendukung operasional layanan kesehatan.
Rapat tersebut juga menyepakati pembangunan hunian tetap sebanyak 2.600 unit di Aceh, Sumut, dan Sumbar. Bantuan sosial darurat juga digulirkan, termasuk 39 dapur umum yang memproduksi lebih dari 400 ribu porsi makanan per hari, serta bantuan Kemensos senilai Rp 89 miliar.
“Saya telah minta maaf. Saya tidak punya tongkat Nabi Musa. Kita tidak bisa menyelesaikannya dalam 3 hari, 4 hari, atau 5 hari. Mungkin dalam 2-3 bulan, aktivitas akan benar-benar normal. Tapi, syukur alhamdulillah, sebagian besar masalah listrik sudah menyala. Masih ada beberapa yang harus kita percepat. Namun, masih ada beberapa yang berbahaya karena kabel-kabel yang terkena air banjir itu berbahaya,” kata Presiden.
Selain penanganan bencana, sidang kabinet menyoroti capaian program pemerintah:
- Makanan Bergizi Gratis: 17.555 SPPG aktif melayani lebih dari 50 juta penerima manfaat, dengan target 19.000 unit akhir tahun.
- Swasembada Pangan: Produksi beras naik 4,17 juta ton, stok mencapai 3,7 juta ton—tertinggi sejak 1984. Target swasembada ditetapkan 1 Januari 2026.
- Pendidikan: Revitalisasi 16.156 sekolah hampir rampung, digitalisasi perangkat mencapai 99,8%, dan 166 Sekolah Rakyat sudah beroperasi.
- Kesehatan: 65 juta warga telah mendapat cek kesehatan gratis, 22 rumah sakit baru siap beroperasi, serta penambahan 148 program studi spesialis.
Presiden Prabowo juga menyoroti penegakan hukum dengan pencabutan izin konsesi lebih dari 4 juta hektar, moratorium izin baru sepanjang 2025, dan penertiban perusahaan bermasalah.
Sebagai bentuk apresiasi, pemerintah akan memberikan penghargaan dan kenaikan pangkat bagi petugas lapangan yang berjasa dalam penanganan bencana.
Penulis: Hari Tri Wasono





