Bacaini.ID, BLITAR – Calon sekretaris daerah (sekda) dari luar Kabupaten Blitar atau calon sekda impor tengah menjadi sorotan.
Dari 5 pelamar di Kabupaten Blitar, satu di antaranya diketahui merupakan calon sekda impor. Sementara 4 lainnya ASN asli Pemkab Blitar.
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Blitar Muhammad Rifai blak-blakan menyatakan menolak kehadiran sekda impor.
Rifai dalam wawancara sebelumnya dengan Bacaini.ID mengatakan sekda impor berpotensi menimbulkan polarisasi (perpecahan) di tubuh birokrasi Pemkab Blitar.
Baca Juga: DPRD Blitar Tolak Sekda Impor: Kayak Tak Ada yang Pantas
Potensi perpecahan akan terjadi jika Bupati menafikan sumber daya manusia yang dimiliki Kabupaten Blitar sendiri.
Pada sisi lain mengedepankan sekda impor memunculkan penilaian betapa buruknya regenerasi ASN di Pemkab Blitar.
“Selain mengganggu soliditas birokrasi seolah-olah tidak ada yang pantas dari internal Pemkab untuk menjadi sekda,” katanya.
Baca Juga: Ini Kriteria Ideal Calon Sekda Blitar, DPRD: Bukan Impor!
Rifai berpandangan calon sekda di Kabupaten Blitar merupakan sosok yang betul-betul memahami Kabupaten Blitar.
Memiliki pemahaman secara utuh, termasuk karakter birokrasi. Bukan hanya karena faktor kolega politik atau balas budi politik atau like and dislike.
Syarat itu menurut Rifai dimiliki oleh ASN asli Kabupaten Blitar. Dengan begitu akan lebih mudah mengorkestrasi semua kegiatan pemerintahan.
“Harus yang paham betul watak watuk wahingnya pemerintahan Kabupaten Blitar,” ujar Wakil Ketua DPRD Kabupaten Blitar M Rifai Rabu (1/10/2025).
Baca Juga: Soal Jabatan Sekda Pemkab Blitar Terkesan Slintutan
Calon sekda Kabupaten Blitar juga harus memiliki rekam jejak kemampuan berkomunikasi lintas sektoral yang baik.
Piawai menjalin kolaborasi lintas sektoral. Membangun harmonisasi antara eksekutif dan legislatif yang diibaratkan sebagai pasangan suami istri.
Rifai menyangsikan sekda impor memiliki kemampuan itu. Apalagi statusnya sebagai ‘orang luar’, ditambah terjadinya potensi polarisasi.
Proses akselerasi kata dia akan sulit dicapai. Rifai berpandangan jabatan sekda bukan sekedar puncak karir ASN, tapi juga cerminan berjalannya pembinaan SDM di Kabupaten Blitar.
Ia berharap Bupati Blitar menghargai sekaligus memberi kesempatan ASN Kabupaten Blitar terbaiknya ketimbang calon sekda impor.
Apalagi rekam jejak prestasi calon sekda impor juga tidak terlihat.
Rifai tidak berharap Kabupaten Blitar menjadi tempat pelarian orang luar dengan kepentingan pragmatis. Mereka yang hanya berburu jabatan.
“Jangan karena kepentingan sesaat kemudian mengorbankan cita-cita dan harapan banyak pihak,” tegas Rifai.
Seperti diketahui, saat ini ada 5 pelamar calon sekda di Kabupaten Blitar yang telah dinyatakan telah lolos seleksi administrasi.
4 pelamar di antaranya merupakan ASN Pemkab Blitar. Yakni Khusna Lindarti yang kini menjabat Pj Sekda Kabupaten Blitar.
Agus Santosa yang saat ini menjabat Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar.
Kemudian Rully Wahyu yang saat ini menjabat inspektur Kabupaten Blitar.
Serta Suhendro Winarso yang kini menjabat Kepala Bakesbangpol Kabupaten Blitar.
Sementara Priyo Suhartono diketahui satu-satunya pelamar dengan status calon sekda impor.
Selain di Pemkab Blitar, Priyo Suhartono diketahui juga melamar sebagai calon sekda di Pemerintah Kabupaten Bojonegoro.
Informasinya, ia tidak lolos seleksi administrasi di Kabupaten Bojonegoro. Saat ini Priyo menjabat sebagai sekda Pemerintah Kota Blitar.
Penulis: Solichan Arif