• Login
  • Register
Bacaini.id
Sunday, July 13, 2025
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL
No Result
View All Result
Bacaini.id

Kenali Languishing: Hidup Terasa Hampa Padahal Tak Punya Problem

ditulis oleh Editor
11/07/2025
Durasi baca: 3 menit
532 5
0
Kenali Languishing: Hidup Terasa Hampa Padahal Tak Punya Problem

Kenali Languishing: Hidup Terasa Hampa Padahal Tak Punya Problem (foto ilustrasi/freepik)

Bacaini.ID, KEDIRI – Languishing jadi istilah yang sering muncul dalam obrolan ahli psikologi, pekerja kantoran, dan media sosial.

Languishing muncul di tengah makin tumbuhnya kesadaran pada kesehatan mental.

Meski terdengar asing bagi sebagian orang, kondisi ini sebenarnya sangat umum, terutama setelah pandemi COVID-19.

Languishing digambarkan sebagai ‘the neglected middle child of mental health’ atau anak tengah yang terabaikan dari kesehatan mental.

Adam Grant, seorang psikolog dan penulis dari Wharton School yang menyebutnya demikian.

Languishing dan ciri-cirinya

Languishing merupakan keadaan mental di mana seseorang tidak merasa depresi, tetapi juga tidak merasa bahagia atau produktif.

Mereka tidak sedang berjuang secara klinis, tapi juga tidak berkembang. Hidup terasa datar, kosong, dan tanpa semangat.

Ciri-ciri languishing meliputi:

• Sulit fokus atau mengalami ‘mental fog’

• Kehilangan motivasi untuk melakukan hal-hal yang biasanya disukai

• Merasa hampa, stuck, atau hidup dalam mode autopilot.

Dalam wawancaranya dengan The New York Times, Adam Grant menyebut languishing sebagai ‘musuh kebahagiaan’.

Ia juga menyatakan kondisi itu sangat umum terjadi pascapandemi, ketika banyak orang merasa kelelahan emosional tanpa alasan yang jelas.

Berdasarkan studi yang dipublikasikan di jurnal The Lancet Psychiatry, lebih dari 1 dari 3 responden di negara-negara dengan lockdown berkepanjangan saat pandemi, menunjukkan gejala mental health yang termasuk dalam spektrum languishing.

Sementara itu, survei dari Mental Health America (MHA) menemukan bahwa sekitar 60% orang dewasa di AS yang tidak mengalami gangguan mental berat justru mengaku merasa ‘flat’ atau ’emotionally numb’.

Fenomena ini juga tercermin di Indonesia. Data Kementerian Kesehatan RI tahun 2023 mencatat peningkatan signifikan dalam keluhan burnout, kelelahan emosional, dan penurunan motivasi kerja pascapandemi.

Indikator yang selaras dengan gejala languishing meskipun belum mendapat sebutan nama.

Bahaya languishing

Masalah terbesar dari languishing adalah sifatnya yang tidak kentara.

Karena tidak seekstrem depresi, banyak orang mengabaikannya.

Namun, menurut riset dari American Psychological Association (APA), seseorang yang mengalami languishing secara terus-menerus memiliki risiko 5 kali lebih tinggi untuk mengalami gangguan kecemasan atau depresi dalam 12 bulan berikutnya.

Harvard Business Review mengatakan, di tempat kerja, karyawan yang mengalami languishing menunjukkan penurunan produktivitas hingga 40%.

Mereka hadir secara fisik, tetapi tidak secara emosional atau mental, fenomena ini sering disebut ‘presenteeism’.

Cara mengatasi languishing

Ada beberapa langkah kecil berbasis penelitian yang bisa membantu kondisi ini:

• Flow Activities

Melakukan aktivitas yang membuat kita ‘tenggelam’ dalam momen. Seperti menulis, menggambar, berkebun, atau berolahraga, dapat membantu otak keluar dari mode autopilot.

Riset menunjukkan bahwa flow activities dapat meningkatkan mood dan motivasi.

• Mengatur batas digital

Doomscrolling dan notifikasi nonstop memperparah perasaan hampa.

Coba atur waktu untuk detoks digital, termasuk menghindari media sosial saat bangun tidur atau sebelum tidur.

• Memberi nama pada emosi

Hanya dengan memberi nama pada perasaan, seperti “Saya sedang languishing”, bisa membantu otak memprosesnya dengan lebih baik.

Ini disebut ‘labeling emotion’, dan terbukti secara neurologis mengurangi aktivitas amigdala, pusat stres di otak.

• Koneksi sosial ringan

Bicara dengan teman, bahkan percakapan ringan, bisa membangkitkan perasaan koneksi dan makna. Isolasi sosial diam-diam sering jadi penyebab munculnya languishing.

Penulis: Bromo Liem

Editor: Solichan Arif

Print Friendly, PDF & EmailCetak ini
Tags: hidup hampaKesehatan mentallanguishingmengenal languishing
Advertisement Banner

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recommended

Sejarah Jalan Malioboro Yogyakarta Dalam Berbagai Versi

Sejarah Jalan Malioboro Yogyakarta Dalam Berbagai Versi

DPRD Kabupaten Blitar Berharap Tidak Ada Jalan Berlubang Saat Lebaran

Audit Dana Hibah KONI Blitar Perlu Dilakukan Pasca Bonus Atlet Ditunda

8 Hukuman Siswa SD Zaman Dulu, Nomor 5 Bikin Malu

Cara Mengetahui Status Penerima PIP

  • Rayyan Dhika, Anak Tari Jalur Tuah Riau Yang Mendunia, Putra Nasabah PNM Mekaar

    Rayyan Dhika, Anak Tari Jalur Tuah Riau Yang Mendunia, Putra Nasabah PNM Mekaar

    939 shares
    Share 376 Tweet 235
  • Kepemilikan tanah dengan Letter C, Petuk D, dan Girik mulai tahun 2026 tidak berlaku. Mulai urus sekarang juga !

    15400 shares
    Share 6160 Tweet 3850
  • Djarum Grup Akuisisi Bakmi GM, Pendapatannya Bikin Melongo

    16590 shares
    Share 6636 Tweet 4148
  • Pamer Hummer Listrik 4,5 M, “Rahasia” Ketenaran Gus Iqdam Dibongkar Netizen

    10861 shares
    Share 4344 Tweet 2715
  • Audit Dana Hibah KONI Blitar Perlu Dilakukan Pasca Bonus Atlet Ditunda

    575 shares
    Share 230 Tweet 144

Bacaini.id adalah media siber yang menyajikan literasi digital bagi masyarakat tentang politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, pertahanan keamanan, hiburan, iptek dan religiusitas sebagai sandaran vertikal dan horizontal masyarakat nusantara madani.

© 2020 - 2025 PT. BACA INI MEDIA. Hak cipta segala materi Bacaini.ID dilindungi undang-undang.
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Beriklan
  • Redaksi
  • Privacy Policy
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL

© 2025 PT. BACA INI MEDIA. Hak cipta segala materi Bacaini.ID dilindungi undang-undang.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist