Bacaini.ID, KEDIRI – Dr. Saundra Dalton-Smith seorang motivator yang juga dokter penyakit dalam bersertifikat, memperkenalkan tujuh jenis istirahat untuk mengatasi rasa lelah yang berlebihan.
Dalton Smith juga dikenal sebagai peneliti masalah lingkungan kerja, dalam bukunya Sacred Rest.
Kelelahan yang dirasakan sepanjang waktu, membuat seseorang beresiko terkena penyakit tekanan darah tinggi, diabetes tipe 2, penyakit jantung dan banyak lagi.
Kurang tidur adalah faktor utama kelelahan. Namun rasa lelah yang terus menerus menunjukkan kebutuhan istirahat tidak hanya soal tidur.
Berikut tujuh tipe istirahat untuk benar-benar memulihkan energi dan mental menurut anjuran Dr. Saundra Dalton-Smith yang dikutip dari laman thesun.co.uk:
Istirahat Fisik
Istirahat fisik bersifat pasif (tidur) atau aktif, yakni aktivitas restoratif yang membantu meningkatkan sirkulasi dan fleksibilitas, seperti yoga atau pijat.
Coba untuk merilekskan tubuh sebisa mungkin agar tidur lebih nyenyak, seperti dengan melakukan peregangan sebelum tidur.
Mulailah membiasakan menegakkan tubuh dengan postur yang benar. Hal ini berguna untuk melancarkan peredaran darah.
Istirahat Mental
Dr Dalton-Smith mengatakan orang perlu istirahat sejenak untuk memperlambat pikiran. Teknik istirahat mental dapat mencakup menyimpan buku catatan di samping tempat tidur untuk mencatat pikiran-pikiran yang mengganggu.
Meditasi dan puasa gadget juga dapat meredakan kebisingan mental.
Istirahat Sensorik
Kemacetan lalu lintas, suara percakapan, atau lampu kantor yang terang dapat menyebabkan kelelahan sensorik, yaitu ketika otak kesulitan memproses sejumlah besar informasi yang masuk dari panca indera.
Orang yang membutuhkan istirahat sensorik biasanya bisa ditandai dengan menurunnya stamina fisik dan mental di penghujung hari setelah bekerja.
Misal merasa nyaman di awal hari, namun tidak mengerti mengapa di penghujung hari mereka begitu mudah tersinggung.
Sesuatu yang sederhana seperti memejamkan mata beberapa saat dapat membantu mengatasi hal ini.
Istirahat Bersifat Kreatif
Bayangkan menikmati pemandangan yang indah, seperti pantai atau pegunungan.
Inilah istirahat kreatif, yang membangkitkan kembali kekaguman dan semangat rasa ingin tahu dan eksplorasi. Jadikan ruang kerja menginspirasi, dengan karya seni atau tanaman, misalnya.
Luangkan kunjungan ke museum saat istirahat makan siang, atau berjalan-jalan di food court dan makan sesuatu yang baru.
Istirahat kreatif melibatkan diri sendiri pada lingkungan yang menginspirasi tanpa merasa perlu untuk menghasilkan sebuah kreasi.
Istirahat Emosional
Istirahat jenis ini merupakan “kebebasan untuk mengungkapkan perasaan secara otentik dan menghilangkan perilaku yang menyenangkan orang lain”.
Jangan sembunyikan perasaan. Belajarlah untuk mengatakan “tidak”, meskipun hal itu berujung pada konfrontasi. Jika tidak berani melakukannya, tulis saja perasan-perasaan kita untuk melepaskan beban.
Istirahat Sosial
Istirahat sosial terkait erat dengan istirahat emosional. Jalin hubungan baik dengan orang-orang yang positif dan suportif.
Dr Dalton-Smith juga merekomendasikan untuk memprioritaskan sosialisasi tatap muka dibandingkan virtual.
Istirahat Rohani
Pernahkah Readers merasa tidak memiliki tujuan?, bertanya-tanya apakah ada hal lain dalam hidup ini atau mungkin apakah kita telah mengambil pilihan yang tepat?
Anda mungkin membutuhkan istirahat spiritual, yaitu memiliki rasa memiliki, cinta, penerimaan, dan tujuan yang mendalam.
Menurut Dr Dalton-Smith, ini mungkin berarti kita lebih khusyuk menjalankan agama atau kegiatan sosial, terlibat dengan sesuatu yang memberi kita tujuan, baik melalui komunitas atau pekerjaan, di mana kita merasa apa yang kita lakukan penting.
Alternatifnya, cobalah kelas yoga atau meditasi, atau habiskan waktu di alam terbuka, baik dengan berjalan-jalan, atau sekadar duduk di taman sambil mendengarkan kicauan burung.
Penulis: Bromo Liem
Editor: Solichan Arif