Bacaini.ID, KEDIRI – Aksi kejahatan terjadi di seluruh belahan dunia, termasuk di dalamnya kasus kriminal pencurian.
Menurut data World Visualized, keju adalah bahan makanan yang paling banyak dicuri di dunia.
Di Indonesia, ikan kaleng adalah bahan makanan yang paling banyak dicuri.
Berikut data dari Word Visualized yang menunjukkan target utama pencurian kecil-kecilan dan kejahatan ritel terorganisir setiap tahunnya di berbagai belahan dunia.
• Ikan kaleng
Indonesia dan Portugal adalah negara yang memiliki tingkat pencurian ikan kaleng tertinggi.
Di negara ini dikenal sebagai negara dengan industri perikanan yang kuat.
• Keju dan produk susu
Paling sering dicuri di Prancis, Kanada, Italia, Belanda, Swedia, dan Swiss.
Negara-negara tersebut terkenal dengan budaya makan keju dan produk susu.
• Kosmetik
Pencurian kosmetik banyak terjadi di Jepang, Korea Selatan, Singapura, dan Iran.
Ini menunjukkan bahwa barang perawatan pribadi bernilai tinggi, mudah disembunyikan, dan sering menjadi sasaran “ngutil”.
• Daging dan daging kemasan
Barang yang paling banyak dicuri di Amerika Serikat, Inggris, Brasil, Argentina, Austria, Afrika Selatan, dan Selandia Baru.
Harga yang tinggi dan termasuk kebutuhan pokok yang penting kemungkinan menjadi pendorong tren ini.
• Alkohol
Mendominasi statistik pencurian di Rusia, Meksiko, Polandia, Vietnam, dan Kenya.
Di negara-negara tersebut, minum alkohol penting secara sosial dan ekonomi.
• Tembakau
Barang yang paling banyak dicuri di Ukraina, Mesir, dan Arab Saudi, yang mengindikasikan bahwa barang-barang non-makanan dengan sifat adiktif sering menjadi sasaran.
• Permen dan coklat
Benda remeh ini banyak dicuri di Jerman, Belgia dan Swiss. Negara-negara tersebut terkenal dengan produksi coklat dan permennya yang lezat.
• Zaitun dan minyak zaitun
Banyak dicuri di Spanyol dan Turki. Barang ini merupakan komponen penting dalam masakan Mediterania.
• Kopi
Pencurian produk kopi banyak terjadi di Kolombia dan Peru.
Dua negara yang merupakan produsen dan konsumen kopi utama di dunia. Kopi adalah komoditas populer di negara tersebut.
Penulis: Bromo Liem
Editor: Solichan Arif